Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Akui Ada Ketimpangan dalam Pemenuhan Air Bersih di Jakarta

Kompas.com - 02/09/2021, 05:59 WIB
Rindi Nuris Velarosdela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui adanya ketimpangan besar dalam pemenuhan kebutuhan air bersih di Ibu Kota.

Menurut Anies, masih banyak warga yang hidup di bawah garis kemiskinan harus mengeluarkan biaya besar untuk mendapatkan air bersih.

"Kita tahu ada ketimpangan yang besar. Masih ada saudara kita yang ekonominya lemah justru harus mengeluarkan biaya besar untuk mendapatkan hak dasarnya air," ucap Anies dalam diskusi virtual, Rabu (1/9/2021) dilansir Tribun Jakarta.

Baca juga: Warga Pulau Seribu Harus Keluarkan Rp 32.000 untuk Beli 1 Meter Kubik Air Bersih, Pemprov DKI Beri Subsidi

Lebih lanjut, Anies menjelaskan, warga umumnya membeli air bersih dari penjual gerobak dengan harga tinggi. Biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan air bersih bisa mencapai Rp 600.000 per bulan.

"Ketika membeli air penjual gerobak, mereka membayar Rp 70.000 per meter kubik. Kira-kira satu bulan itu mereka keluarkan Rp 600.000 untuk konsumsi air bersih," ujar Anies.

Di sisi lain, warga dari kalangan menengah ke atas justru bisa memperoleh air bersih dengan mudah dan harganya lebih murah.

Ketimpangan itu terjadi karena distribusi air bersih yang tidak merata di Ibu Kota.

Untuk mengatasi ketimpangan tersebut, Pemprov DKI telah berupaya untuk membuat kios air bersih di daerah yang belum terjangkau air pipa.

Untuk warga Kepulauan Seribu, Pemprov DKI telah menggunakan teknologi Sea Water Reserve Osmosis (SWRO) untuk merubah air laut menjadi air siap minum.

Selain itu, Anies juga mengajukan anggaran Rp33,68 miliar pada APBD Perubahan 2021 dan APBD 2022 yang diperuntukkan bagi warga Kepulauan Seribu dalam pemenuhan kebutuhan air bersih.

Baca juga: Akses Perpipaan Air Bersih Hanya Jangkau 65 Persen Warga Jakarta

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com