Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kebun Sayur Ciracas Peroleh Data Kependudukan Setelah Bertahun-tahun Berjuang

Kompas.com - 05/09/2021, 15:25 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ribuan warga Kebun Sayur Ciracas, Jakarta Timur akhirnya mendapatkan hak mereka atas data kependudukan setelah puluhan tahun berjuang.

Lurah Ciracas Rikia Marwan mengatakan, warga Kebun Sayur kini masuk wilayah RT 05 RW 06.

"Ada sekitar 5,3 hektar lahannya. Warga-warga (Kebun Sayur) itu ikut RT 05," kata Rikia, Minggu (5/9/2021).

Penyerahan data kependudukan secara simbolis dilaksanakan pada Jumat (3/9/2021). Para warga didampingi Posko Perjuangan Rakyat (Pospera).

Baca juga: Warga Kebayoran Lama Selatan Ubah Tempat Pembuangan Sampah Jadi Kebun Sayur

Sekretaris Pospera Jakarta Timur, Rudi Hartono mengatakan, ada 2.000 warga Kebun Sayur yang nantinya mendapatkan data kependudukan.

"Itu kan pemenuhan hak dasar negara, tetapi baru terlayani Jumat kemarin," kata Rudi saat dimintai keterangan, Minggu.

Sementara itu, Kepala Sektor Kecamatan Ciracas dari Sudin Dukcapil Jakarta Timur Irfan Sianturi menyebut, baru 100 warga yang mendapatkan data kependudukan untuk tahap pertama.

"Ini data warga yang baru masuk. Kami akan proses sesuai data yang masuk," kata Irfan melalui pesan tertulis.

Lahan yang ditempati warga Kebun Sayur itu merupakan lahan sengketa warga dengan Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (Perum PPD) sejak 2009.

Baca juga: KSAD Terima Sertifikat Lahan Daerah Latihan TNI AD di Urut Sewu Kebumen

Perum PPD mengeklaim kepemilikan lahan tersebut untuk mendirikan apartemen.

Perum PPD bahkan menyurati Pemerintah Provinsi DKI terkait permintaan bantuan pengosongan Kebun Sayur Ciracas.

"Perum PPD telah mengirimkan surat kepada Gubernur DKI Jakarta saat itu, Djarot Saiful Hidayat. Perum PPD memanfaatkan Pergub DKI Jakarta 207 Tahun 2016," kata Anggota Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta Charlie Al Bajili, saat menggelar konferensi pers '1 Tahun Pemerintahan Anies, Penggusuran Paksa di Jakarta Masih Ada', Minggu (14/10/2018).

Wali Kota Jakarta Timur M Anwar juga mengonfirmasi adanya surat pengosongan lahan itu. Namun, Anwar mengatakan, warga Kebun Sayur sudah tinggal di sana selama puluhan tahun.

Pihaknya tidak bisa begitu saja melakukan pengosongan seperti permintaan Perum PPD.

Adapun warga Kebun Sayur mulai menggarap lahan seluas 5,3 hektar tersebut sejak 1980-an dan berlangsung hingga 1990-an.

Baca juga: Pertamina Anggap PN Jaksel Tak Berwenang Tangani Sengketa Lahan Pancoran Buntu II

Dilansir dari laman LBH Jakarta, pada mulanya sebagian besar merupakan petani yang menggarap lahan untuk kebun sayur itu.

Pada 2009, warga mengalami ancaman penggusuran paksa oleh Perum PPD yang mengeklaim kepemilikan lahan tersebut dengan didasarkan pada PP Nomor 42 Tahun 2003 tentang Penyertaan Modal Negara dalam Perum PPD.

Semenjak itu, warga yang mulai didampingi LBH Jakarta menolak karena tidak sesuai dengan ketentuan hukum yang mengatur. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com