Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Bangun Polisi Tidur di Pulomas, Diprotes Pesepeda, lalu Diganti Speed Trap

Kompas.com - 28/09/2021, 05:24 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 10 titik polisi tidur di Jalan Pulomas Raya, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, dibongkar oleh aparat terkait pada Minggu (26/9/2021) pagi.

Kepala Seksi Lalu Lintas Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur, Bernhard L. Tobing mengatakan, awalnya di jalan itu sudah terpasang speed trap sekitar bulan Juni atas musyawarah rencana pembangunan (musrenbang).

Speed trap yang terpasang awalnya sesuai spek teknis, yakni dengan ketebalan sekitar 9 milimeter.

Baca juga: Diprotes Pesepeda, Polisi Tidur di Pulomas Dibongkar

Namun, warga menilai speed trap kurang tinggi karena masih ada balap liar. Warga kemudian menambahkan ketebalan speed trap sehingga jadilah polisi tidur.

Warga resah

Lurah Kayu Putih Tuti Sugihastuti mengatakan, warga sengaja meninggikan speed trap sehingga menjadi polisi tidur karena keresahan atas gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

Melalui musrenbang, warga selalu mengusulkan pembangunan speed trap dengan tujuan menghambat gangguan kamtibmas, tetapi sulit terealisasi.

"Jadi ini sudah berpuluh-puluh tahun, di sini ini ajang salah satunya balap liar, selain itu juga gangguan kamtibmasnya tinggi, berupa penjambretan," kata Tuti saat ditemui di lokasi, Senin (27/9/2021).

Warga kemudian memutuskan membangun speed trap sendiri dengan dana swadaya.

"Gangguan (kamtibnas) semakin tinggi. Dalam seminggu ada satu orang meninggal, dia pelaku balap liar," kata Tuti.

"Selang satu minggu ada insiden lagi kecelakaan dikarenakan balap liar, dua orang bocor kepalanya. Alhasil, warga di sini inisiatif sendiri, berdasarkan sepengetahuan mereka," tutur dia.

Baca juga: Polisi Tidur di Pulomas Dibuat Warga untuk Cegah Balap Liar, Dibongkar atas Protes Pesepeda

Tuti mengatakan, awalnya warga berniat membangun speed trap.

Namun karena tidak berkoordinasi dengan Dishub DKI, jadilah polisi tidur dengan tinggi 4 sentimeter. Warna polisi tidur pun hitam.

Diprotes pesepeda

Bernhard mengatakan, polisi tidur yang dibangun warga itu mengganggu dan membahayakan pengguna jalan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com