Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penataan Stasiun Sudirman Tak Pakai Uang Negara

Kompas.com - 29/09/2021, 18:15 WIB
Ihsanuddin,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) Tuhiyat menyatakan, penataan Stasiun Sudirman termasuk pembangunan jembatan penyeberangan multiguna (JPM), tidak menggunakan pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara maupun daerah.

"Mandat yang PT MITJ terima ini sumber dananya tidak berasal dari APBN maupun APBD, sehingga kami berusaha semaksimal mungkin menggunakan 'creative financing' untuk melaksanakan penataan Stasiun Sudirman dan pembangunan JPM ini," kata Tuhiyat seperti dilansir Antara, Rabu (29/9/2021).

PT MITJ yang merupakan perusahaan patungan PT MRT Jakarta dan PT Kereta Api Indonesia beroperasi sebagai pelaksana pembangunan JPM Dukuh Atas untuk mewujudkan integrasi antarmoda yang menghubungkan LRT Jabodebek, Kereta Commuterline, Transjakarta, MRT Jakarta, dan Kereta Bandara.

Baca juga: Anies: Stasiun Sudirman Terpadu Layak Jadi Contoh dan Berstandar Internasional

Tuhiyat mengatakan, creative financing melibatkan peran swasta melalui kerja sama pendanaan untuk mewujudkan pembangunan JPM.

Menurut dia, kondisi pandemi Covid-19 menuntut Pemerintah Pusat dan Pemprov DKI Jakarta tidak lagi menggunakan APBN dan APBD untuk pembiayaan proyek infrastruktur.

Oleh karenanya, pembangunan dan pengelolaan JPM Dukuh Atas dilakukan melalui konsorsium Waskita Karya bersama Vision First KSO sebagai kontraktor terpilih.

Baca juga: Penataan Kawasan Stasiun Tebet Diresmikan, Anies: Kolaborasi adalah Kunci

"Khusus untuk Stasiun Sudirman, sebagian besar milik Dirjen Perkeretaapian, sehingga kita akan kerja sama dengan PT KAI untuk pelaksanaan revitalisasi," kata Tuhiyat.

Adapun JPM yang memiliki visi untuk menjadi "Serambi Temu Dukuh Atas" ini ditargetkan dapat beroperasi Juni 2022, seiring dengan rencana beroperasinya LRT Jabodebek.

JPM Dukuh Atas akan berfungsi sebagai infrastruktur publik dalam rangka integrasi moda transportasi yang dikembangkan menjadi fungsi lainnya seperti jalur sepeda, retail, area pameran, dan fasilitas lainnya yang berperan sebagai ruang publik perkotaan yang interaktif, atraktif, edukatif, rekreatif, dan ramah disabilitas.

Baca juga: Resmikan Integrasi Transportasi Jabodetabek, Anies: Bukti Kolaborasi Dikerjakan Serius dan Tuntas

Selain pembangunan kedua infrastruktur tersebut, akan ada beberapa pembangunan infrastruktur publik baru pada kawasan yang sama, yaitu revitalisasi Waduk Setiabudi Barat dan revitalisasi Promenade Kanal Banjir Barat (KBB) yang diharapkan dapat menjadi pemicu regenerasi perkotaan di kawasan Dukuh Atas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com