JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, limbah farmasi di Jakarta mengalami peningkatan selama pandemi Covid-19.
"Ya, limbah farmasi memang meningkat," ujar Riza dalam rekaman suara, Jumat (1/10/2021).
Namun, peningkatan limbah farmasi tersebut, kata Riza, sudah diantisipasi oleh Dinas Kesehatan bersama Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
Baca juga: Dua Kemungkinan Asal Kandungan Parasetamol di Teluk Jakarta
"Agar semua limbah bisa disalurkan ke tempat-tempat pengolahan limbah sesuai prosedur," ujar dia.
Politikus Partai Gerindra ini menyebut tidak ada masalah terkait pengolahan limbah farmasi di DKI Jakarta.
"Insya Allah tidak ada masalah apapun, masalah itu sudah ditangani oleh dinas terkait," tutur dia.
Baca juga: Ini Bahaya yang Mengintai akibat Pencemaran Kandungan Parasetamol di Teluk Jakarta
Berkait dengan pencemaran air laut di Teluk Jakarta yang mengandung parasetamol, Riza mengatakan bahwa Pemprov DKI masih meneliti sumber dari pencemaran tersebut.
Dia meminta peran serta masyarakat agar tidak membuang limbah beracun dan berbahaya sembarangan agar tidak mencemarkan lingkungan sekitar.
"Jadi kami minta masyarakat jangan sembarangan membuang sampah apalagi limbah obat-obatan dan jaga lingkungan kita, laut kita," ujar Riza.
Sebelumnya, temuan pencemaran air di Teluk Jakarta dimuat dalam buletin polusi laut yang diterbitkan oleh sciencedirect.com dengan judul "Konsentrasi tinggi parasetamol dalam limbah yang mendominasi perairan Teluk Jakarta, Indonesia".
Dalam Buletin Polusi Laut disebutkan kandungan konsentrasi tinggi parasetamol terdeteksi di Angke dengan kadar 610 ng/L dan Ancol 420 ng/L.
Disebut temuan zat parasetamol di laut merupakan temuan pertama kali di laut Indonesia yang dihasilkan dalam studi Buletin Polusi Laut.
Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Zainal Arifin mengatakan dua sumber yang dicurigai menjadi muasal kandungan parasetamol adalah limbah industri farmasi dan pemakaian obat ini yang cukup besar.
"Jadi sumber bisa dari industri atau pemakaian (obat parasetamol)," ujar Zainal, Jumat.
Zainal mengatakan, parasetamol merupakan obat yang bebas dijual di tengah masyarakat dan tidak memerlukan resep dokter untuk dikonsumsi.
Parasetamol yang dikonsumsi, kata Zainal, akan dikeluarkan melalui cairan seni dan kotoran yang diproduksi manusia dan mencemarkan air limbah.
"Dan juga pengelola limbahnya yang tidak bagus atau mungkin masyarakat ekonomi lemah ya, sistem pengelolaan limbahnya langsung dibuang ke sungai aja," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.