Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Pejalan Kaki: Depok Kota Paling Fakir Trotoar Se-Indonesia

Kompas.com - 26/11/2021, 17:33 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kota Depok dinilai kota paling fakir se-Indonesia soal urusan trotoar. Depok disebut tak memiliki trotoar yang inklusif dan merata di berbagai tempat.

Penilaian tersebut dilontarkan Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus.

"Selalu saya bilang, kota Jabodetabek yang paling fakir trotoarnya itu Depok. Kalau dibandingkan dengan kota-kota di seluruh Indonesia pun, Kota Depok itu di pinggirnya Ibu Kota, itu paling fakir juga sebenarnya," kata Alfred saat dikonfirmasi Jumat (26/11/2021).

Alfred mengatakan, kota-kota lainnya di Indonesia selalu ada pembangunan trotoar meskipun berskala kecil. Ia menyebutkan, Kota Depok sebenarnya berstatus kota metropolitan dari segi jumlah penduduk.

Baca juga: Pemkot Depok Akhirnya Mulai Revitalisasi Trotoar Jalan Margonda

"Nah kalau peningkatan fasilitas pejalan kaki di Kota Depok ya kalau untuk raportnya itu di bawah 5. Jauh banget. Kalau bisa saya bilang itu antara 2 rapornya Kota Depok," tambah Alfred yang juga berstatus warga Depok itu.

Alfred menyebutkan, tak ada trotoar yang bisa digunakan untuk penyandang disabilitas dan lansia. Ia pun meragukan status Depok sebagai kota, lantaran tak memiliki fasilitas publik berupa trotoar yang inklusif.

"Karena label kota itu kan tidak hanya dilihat dari skala manusianya yang tinggal, tapi juga dilihat dari sustainability kotanya di mana ruang-ruang publiknya itu diutamakan. Makanya peradaban sebuah kota itu bisa dilihat dari fasilitas publiknya salah satunya trotoar," tambah Alfred.

Baca juga: Trotoar Margonda Depok Mulai Direvitalisasi, Segmen I Rampung Akhir 2021

Ia berharap Kota Depok bisa membangun fasilitas publik berupa trotoar yang ramah untuk penyandang disabilitas, ibu hamil, dan lansia. Alfred sendiri masih menemukan trotoar yang dilapisi keramik di Kota Depok.

"Pembangunan fasilitas publik berupa trotoar (pakai keramik) untuk membahayakan warganya sebenarnya itu. Karena di Permen PU itu sudah diatur yang namanya kekesatan permukaan infrastruktur agar si alas kaki yang kita gunakan itu tidak terpeleset pejalan kakinya," tambah Alfred.

Trotoar yang dilapisi keramik di pinggir Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat pada Kamis (25/11/2021) siang.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Trotoar yang dilapisi keramik di pinggir Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat pada Kamis (25/11/2021) siang.

Ia melihat Kota Depok masih mengutamakan kendaraan bermotor daripada pejalan kaki. Penataan trotoar pun hanya berkisar di Jalan Raya Margonda.

"Jadi saya selalu bilang Jakarta itu sepertinya itu hanya Sudirman Thamrin, Depok itu seakan akan cuma Margonda, jadi bagaimana warga Tapos bisa menikmati trotoar, bagaimana warga Cimanggis menikmati trotoar? Warga Cipayung, Cinere?," kata Alfred.

"Nah itu, padahal prinsip sustainable city itu kota yang berkelanjutan di mana jalan rayanya itu diperkecil dan lebih diutamakan untuk motorized dan angkutan umum," tambah Alfred.

Baca juga: Revitalisasi Trotoar Akan Bikin Margonda Makin Macet, Pemkot Depok: Warga Harap Bersabar

Pantauan di lapangan, trotoar di Kota Depok setidaknya bisa dilihat di Jalan Margonda Raya. Kondisi trotoar banyak terokupasi oleh parkir.

Selain itu, trotoar juga sebagian telah rusak, hancur dan berlubang. Trotoar dengan paving blok berwarna kuning.

Bergeser ke titik-titik lain seperti ke arah barat di Jalan Raya Sawangan, kondisi trotoar juga menyedihkan. Tak ada trotoar yang terlihat selain tutup gorong-gorong yang sudah menganga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com