Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penataan Trotoar Kota Depok, Koalisi Pejalan Kaki: Langkah Awalnya Sudah Salah...

Kompas.com - 26/11/2021, 18:28 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Depok disebut belum berdiskusi dengan warga terkait rencana penataan trotoar.

Padahal, proses pembangunan fasilitas publik harus dilakukan dengan melibatkan partisipasi publik.

"Kalau berkaitan dengan penataan yang dibangun oleh Pemkot Depok ini langkah awalnya sudah salah. Karena apa? Yang pertama itu saya belum melihat mereka menjaring partisipasi publik," kata Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus saat dikonfirmasi, Jumat (26/11/2021).

Ia mempertanyakan rencana penataan trotoar di Kota Depok. Alfred berharap pembangunan trotoar di Kota Depok bukan sekadar memperindah wajah kota.

Baca juga: Koalisi Pejalan Kaki: Depok Kota Paling Fakir Trotoar Se-Indonesia

"Keinginan membangun trotoar ini keinginannya wali kota atau keinginannya warga? Kan karena kan user-nya nanti warganya, gitu lho. Jadi jangan sampai mindset-nya wali kota itu membangun trotoar itu sebagai beauty-fikasi kotanya. Itu salah kaprah jadinya," ujar Alfred, pria yang ber-KTP Depok.

Pemerintah Kota Depok, lanjut Alfred, seharusnya menanyakan aspirasi warga terkait penataan trotoar. Dengan demikian, warga termasuk penyandang disabilitas bisa menyampaikan aspirasinya terkait pembangunan fasilitas publik.

"Saya enggak tahu ya (ada partisipasi publik), tapi proses ini saya tidak pernah dengar ada. Jadi selaku orang yang konsen di bidang ini (trotoar), saya belum melihat tuh selaku warga depok kalau ada proses itu (penjaringan aspirasi warga)," lanjut Alfred.

Baca juga: Revitalisasi Trotoar Akan Bikin Margonda Makin Macet, Pemkot Depok: Warga Harap Bersabar

"Ya kami (Koalisi Pejalan Kaki) gak pernah ada komunikasi bahkan kalau warga Depok sekalipun kita belum lihat ada partisipasi publik di warga Depok," tambah Alfred.

Koalisi Pejalan Kaki ini pun tak tahu desain penataan trotoar Kota Depok. Ia pun tak mengetahui perencanaan penataan trotoar ke depannya.

"Boro-boro cetak birunya, desainnya saja kita gak tahu. Perencanannya mereka kayak gimana, karena kan ada perencanaan, ruang diskusi, eksekusi, dan terakhir ada audit kan. Nah empat proses ini itu minimal tahap pertama sampai diskusi itu kami gak lihat," kata Alfred.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Depok melakukan penataan trotoar ini akan dilengkapi dengan jalur sepeda di atasnya. Selama ini, jalur sepeda di Jalan Margonda Raya kerap dipakai untuk parkir motor.

"Banyak motor parkir di jalur sepeda sehingga mereka mengeluh kepada kita. Jalur sepeda nanti dinaikkan ke trotoar, ke atas, supaya yang ingin naik sepeda lebih aman jalurnya," kata Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono pada Juni lalu.

Penataan trotoar menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Depok dengan nilai Rp 2,5 miliar.

Sebagai informasi, pengerjaan mulai digarap pada segmen I sisi barat dan timur, dari Balai Kota hingga batas Jalan Siliwangi. Selain trotoar yang dipercantik dan diperlebar, inlet saluran juga ditata ulang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com