DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Depok disebut belum berdiskusi dengan warga terkait rencana penataan trotoar.
Padahal, proses pembangunan fasilitas publik harus dilakukan dengan melibatkan partisipasi publik.
"Kalau berkaitan dengan penataan yang dibangun oleh Pemkot Depok ini langkah awalnya sudah salah. Karena apa? Yang pertama itu saya belum melihat mereka menjaring partisipasi publik," kata Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus saat dikonfirmasi, Jumat (26/11/2021).
Ia mempertanyakan rencana penataan trotoar di Kota Depok. Alfred berharap pembangunan trotoar di Kota Depok bukan sekadar memperindah wajah kota.
Baca juga: Koalisi Pejalan Kaki: Depok Kota Paling Fakir Trotoar Se-Indonesia
"Keinginan membangun trotoar ini keinginannya wali kota atau keinginannya warga? Kan karena kan user-nya nanti warganya, gitu lho. Jadi jangan sampai mindset-nya wali kota itu membangun trotoar itu sebagai beauty-fikasi kotanya. Itu salah kaprah jadinya," ujar Alfred, pria yang ber-KTP Depok.
Pemerintah Kota Depok, lanjut Alfred, seharusnya menanyakan aspirasi warga terkait penataan trotoar. Dengan demikian, warga termasuk penyandang disabilitas bisa menyampaikan aspirasinya terkait pembangunan fasilitas publik.
"Saya enggak tahu ya (ada partisipasi publik), tapi proses ini saya tidak pernah dengar ada. Jadi selaku orang yang konsen di bidang ini (trotoar), saya belum melihat tuh selaku warga depok kalau ada proses itu (penjaringan aspirasi warga)," lanjut Alfred.
Baca juga: Revitalisasi Trotoar Akan Bikin Margonda Makin Macet, Pemkot Depok: Warga Harap Bersabar
"Ya kami (Koalisi Pejalan Kaki) gak pernah ada komunikasi bahkan kalau warga Depok sekalipun kita belum lihat ada partisipasi publik di warga Depok," tambah Alfred.
Koalisi Pejalan Kaki ini pun tak tahu desain penataan trotoar Kota Depok. Ia pun tak mengetahui perencanaan penataan trotoar ke depannya.
"Boro-boro cetak birunya, desainnya saja kita gak tahu. Perencanannya mereka kayak gimana, karena kan ada perencanaan, ruang diskusi, eksekusi, dan terakhir ada audit kan. Nah empat proses ini itu minimal tahap pertama sampai diskusi itu kami gak lihat," kata Alfred.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Depok melakukan penataan trotoar ini akan dilengkapi dengan jalur sepeda di atasnya. Selama ini, jalur sepeda di Jalan Margonda Raya kerap dipakai untuk parkir motor.
"Banyak motor parkir di jalur sepeda sehingga mereka mengeluh kepada kita. Jalur sepeda nanti dinaikkan ke trotoar, ke atas, supaya yang ingin naik sepeda lebih aman jalurnya," kata Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono pada Juni lalu.
Penataan trotoar menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Depok dengan nilai Rp 2,5 miliar.
Sebagai informasi, pengerjaan mulai digarap pada segmen I sisi barat dan timur, dari Balai Kota hingga batas Jalan Siliwangi. Selain trotoar yang dipercantik dan diperlebar, inlet saluran juga ditata ulang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.