Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Bulan Kekurangan Air Bersih, Warga Kampung Bandan Berencana Lapor ke Anies

Kompas.com - 23/12/2021, 16:33 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Bandan, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, berencana melapor kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim apabila masalah air bersih di wilayahnya tak kunjung diatasi.

Pasalnya, sudah tiga bulan terakhir warga di beberapa RW di Kampung Bandan kekurangan air bersih.

Sementara itu, bantuan air bersih dari Palyja sebagai operator baru datang sekitar seminggu terakhir.

"Belum (melapor ke Gubernur/Wali Kota). Rencana mau mengajukan surat dulu, nanti LMK-nya, dari dewan kelurahan sini mengajukan surat ke Wali Kota baru ke Gubernur," kata Wakil Ketua RW 002 Kampung Bandan Kasno saat ditemui di lokasi, Kamis (23/12/2021).

Baca juga: Sudah 3 Bulan, Warga di Kampung Bandan Tak Dapat Air Bersih

Kasno mengatakan, warga sedianya sudah melapor ke kelurahan bahkan ke Palyja langsung selaku operator pemasok air bersih di wilayah tersebut.

Namun, jawaban yang diberikan selalu tentang adanya perbaikan tanpa menjelaskan perbaikan apa yang dimaksud.

"Memang kemarin ada perbaikan di sini, tapi tidak mungkin lama sampai tiga bulan begini," kata dia.

Pengurus lingkungan dan warga ingin ada penjelasan lebih lanjut dari Palyja tentang perbaikan apa yang dimaksud dan di mana lokasinya.

"Daripada warga nanti bikin surat izin demo ke Gubernur, lebih baik melalui dia (Palyja) dulu," kata dia.

Baca juga: Ironi Kelakuan Wisatawan dari Luar Negeri, Minta Karantina Gratis tetapi Berpenampilan Glamor

Adapun warga di Kampung Bandan tidak mendapat pasokan air bersih untuk kehidupan sehari-hari selama tiga bulan terakhir.

Warga yang kekurangan air pun terpaksa harus membeli air bersih dari tempat isi ulang seharga Rp 5.000 per galon.

"Sudah tiga bulan (kekurangan air). Itu pun air kadang-kadang hidupnya, enggak bagus banget, hitam, enggak jernih, enggak layak pakai. Karena mayoritas air mati, jadinya beli Rp 5.000 per galon air isi ulang," ujar dia.

Kasno mengatakan, meski saat ini Palyja sudah membantu memasok air, tetapi bantuan tersebut baru datang dalam seminggu terakhir.

Baca juga: Pemprov DKI Ambil Alih Lahan 7.000 Meter Persegi di Senopati yang Diduduki Ilegal Hampir 20 Tahun

Sejak air bermasalah tiga bulan lalu, kata dia, tidak ada bantuan apa pun yang masuk ke kampungnya.

"Baru seminggu sampai dua minggu ini (bantuan dari Palyja). Itu pun karena Ketua RW baru saja, baru semingguan inilah dia masuk Palyja," kata dia.

Meskipun ada bantuan air dari Palyja, kata dia, jumlah air yang dipasok tidak mencukupi kebutuhan warga.

Pasalnya, bantuan air hanya sekitar 1.000 liter yang ditempatkan di tiga titik, yakni di RT 002, 003, dan 009.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com