JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga di kelurahan Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, mengkritik program sumur resapan yang dibangun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di dekat tempat tinggal mereka.
Setidaknya sudah lebih dari dua bulan sumur resapan yang dibangun di Jalan Kamboja, Lebak Bulus, beroperasi. Lokasi tersebut diketahui merupakan daerah langganan banjir setiap kali hujan lebat melanda.
Namun warga sekitar mengaku keberadaan sumur resapan yang dibangun di lima titik sepanjang Jalan Kamboja tidak terlalu efektif mengurangi genangan air saat hujan turun.
Toto, seorang penghuni rumah kontrakan yang terletak di kawasan Jalan Kamboja, mengatakan bahwa banjir tetap melanda tempat ia bermukim pada Rabu (19/1/2022).
"Kalau dari pantauan saya ini tidak efektif. Kalau disebut menangani banjir, tapi masih banjir di sini," ujar Toto saat ditemui di lokasi.
Baca juga: Titik Banjir di Jakarta Semakin Meluas Rabu Sore, Ribuan Jiwa Mengungsi
Toto mengatakan, banjir yang lebih parah juga sebelumnya pernah terjadi pada Desember 2021 lalu. Ketinggian air saat itu lebih dari satu meter. Padahal, sumur resapan sudah mulai beroperasi.
"Saat banjir, (sumur resapan) buat air menjadi cepat surut juga tidak," kata Toto.
Warga lainnya, Umar, mengatakan bahwa pembangunan sumur resapan di lingkungan rumahnya itu sia-sia. Pasalnya, sumur dibangun tak jauh dari bibir sungai.
"Kalau saya bilang mubazir ya. Saat proses pembuatan lubang oleh tukang, itu sudah ada air (di sungai). Kalau sudah ada air begitu, nanti air yang baru datang meresapnya ke mana?" kata Umar.
Baca juga: Anies Klaim Banjir di Jakarta Cepat Surut, Faktanya Banjir Meluas dan Ratusan Orang Mengungsi
Menurut Umar, keberadaan sumur resapan juga membuat permukaan jalan rusak.
"Lebih efektif pengerukan lumpur (di sungai). Waktu itu habis pengerukan lumpur, air sungai jalannya lancar. Banjir cepat surut," kata Umar.
(Penulis : Muhammad Isa Bustomi | Editor : Ivany Atina Arbi)