Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Kisah Pembunuh Bayaran yang Tega Habisi Nyawa demi Uang, Ada yang Dijanjikan Ratusan Juta Rupiah...

Kompas.com - 14/02/2022, 11:01 WIB
Muhammad Naufal,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah kasus pembunuhan yang memakai "jasa" pembunuh bayaran kembali terjadi. Paling baru, seorang koki muda ditusuk dan jasadnya ditemukan di TPU Ulujami. 

Dia dibunuh oleh orang yang sama sekali tidak mengenalnya, di tangan si pembunuh bayaran.  

Kasus semacam ini pun ternyata tidak sedikit. Sebelumnya, banyak pembunuhan yang dilakukan oleh pembunuh bayaran di Jabodetabek.

Si eksekutor tega menghabisi nyawa demi pundi-pundi rupiah. Jumlah uang yang dijanjikan oleh dalang kepada eksekutor alias pembunuh bayaran pun variatif, mulai ratusan ribu hingga ratusan juta rupiah.

Baca juga: Pembunuhan Koki di TPU Chober Pesanggrahan Diduga karena Masalah Sewa Motor

Berikut merupakan sejumlah kasus pembunuh bayaran yang pernah terjadi di Jabodetabek selama dua tahun terakhir:

1. Pembunuhan koki muda di TPU Ulujami

Dalam kasus ini, korban berinisial VF (22). Dia adalah seorang koki muda.

VF ditemukan tewas oleh teman wanitanya bernama Hilda yang saat itu hendak pergi ke pasar, pada Kamis (10/2/2022), sekitar pukul 05.10 WIB.

Ibu Hilda, Umi menjelaskan, korban ditemukan oleh putrinya di jalan setapak antara deretan makam. Lokasi rumah Umi tak jauh dari lokasi tempat ditemukannya korban.

"Anak saya yang lihat, tukang sayur juga lihat katanya," kata Umi, seperti dikutip Tribun Jakarta.

Baca juga: Perempuan Otak Pembunuhan Pemuda di TPU Pesanggrahan Ditangkap Polisi di Kembangan

Menurut Umi, saat itu Hilda yang kaget melihat keberadaan jenazah korban mengurungkan niat untuk ke pasar. Lalu, Hilda kembali ke rumah untuk melaporkan temuannya itu.

"Begitu dia lihat, langsung balik lagi ke rumah. Enggak jadi ke pasar. Dia cerita sama saya, gemetaran," ucap Umi.

Saat itu, Umi dan Hilda serta warga lain datang ke lokasi ditemukan korban. Saat itu korban dikenali yang tak lain merupakan teman anaknya.

"Pas bareng-bareng ke sana, anak saya ternyata ngenalin. Ternyata temannya, tahunya dari bajunya itu," ucap Umi.

Pada hari yang sama, kepolisian mengamankan salah satu pelaku pembunuh VF, yakni YML di Tangerang, Banten.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdho Susianto menyatakan, MYL merupakan eksekutor.

Dia dibayar oleh seseorang yang menjadi otak dari pembunuhan ini, yang belakangan diketahui adalah LM, berjenis kelamin perempuan.

Baca juga: Kakek Saya Hampir 80 Tahun, Susah Jalan, Mau Pinjam Kursi Roda di Bandara Soekarno Hatta Sulit Sekali...

MYL ditangkap di kawasan Tangerang, Banten.

"Dari interogasi, MYL tidak mengenal korban. Pelaku mendapat bayaran dari orang yang menyuruh untuk melakukan tindakannya tersebut," ujar Budhi, Jumat (11/2/2022).

Kemudian, polisi mengamankan kembali pelaku lain berinisial DA. Dia ditangkap di Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, pada Jumat malam.

Saat itu, lantaran DA berusaha melarikan diri, kepolisian menembak kakinya.

MYL dan DA dijanjikan menerima upah sebesar Rp 2 juta dari aktor pembunuhan. Masing-masingnya akan menerima Rp 1 juta.

Namun, hasil pemeriksaan, polisi menyebut bahwa MYL dan DA masing-masing baru menerima uang muka sebesar Rp 500.000.

Hasil keterangan sementara, pelaku MYL membunuh korban dengan cara menusuk menggunakan gunting, sedangkan DA membantunya.

Gunting yang digunakan MYL untuk menghabisi korban itu disediakan oleh LM.

"Dari interogasi, MYL tidak mengenal dengan korban. Pelaku mendapat bayaran dari orang yang menyuruh (LM) untuk melakukan tindakannya tersebut," ujar Budhi.

DA kebagian tugas untuk mencekik korban. Dia juga orang yang menghubungkan otak pembunuhan ini (LM) dengan MYL.

Kepolisian akhirnya menangkap LM di Jakarta Barat.

Dalam kesempatan itu, Budhi belum menuturkan kapan tepatnya LM ditangkap. Dia juga tak mengungkapkan hubungan LM dengan korban.

Di sisi lain, Budhi mengatakan bahwa pihaknya akan menggelar konferensi pers atas kasus tersebut pada Senin (14/2/2022) ini.

2. Bos di Kelapa Gading tewas di tangan pembunuh bayaran karyawannya

Kasus pembunuh bayaran di Jabodetabek selanjutnya didasari oleh perasaan sakit hati. Pelaku yang berinisial NL sampai menyewa kelompok pembunuh bayaran dengan biaya Rp 200 juta.

Dia adalah otak dari pembunuhan pengusaha Sugianto (51) di depan ruko Royal Gading, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 13 Agustus 2020.

Baca juga: Bunuh Bosnya di Kelapa Gading, Karyawati Bayar Rp 200 Juta Sewa Pembunuh Bayaran

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com