JAKARTA, KOMPAS.com - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jakarta menilai penggunaan insinerator atau alat untuk membakar limbah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, bukan solusi tepat untuk mengatasi persoalan sampah di Ibu Kota.
Aktivis Walhi Jakarta Muhammad Aminullah mengatakan, penggunaan teknologi ini kian menjauhkan semangat penyelesaian persoalan sampah dari sumbernya.
"Penggunaan teknologi insinerator dalam pengelolaan sampah bukanlah solusi yang tepat," kata Aminullah dikutip dari keterangan tertulis, Senin (21/2/2022).
Penggunaan insinerator justru akan menimbulkan persepsi bahwa sebanyak apapun sampah yang dihasilkan bukanlah masalah karena pada akhirnya sampah akan dimusnahkan.
Padahal, kesadaran masyarakat untuk mengurangi sampah lebih penting untuk dibangun.
Baca juga: Jakarta Darurat Sampah, Wagub DKI Sebut Sampah Jakarta dalam 3 Bulan Melebihi Tinggi Monas
"Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, sekitar 53 persen sampah Jakarta adalah sisa makanan yang tergolong organik, dan tujuh persen sampah adalah kertas yang juga bisa didaur ulang," ujar dia.
Kebiasaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengelola sampah dengan skema kumpul-angkut-buang juga dinilai berkontribusi terhadap banyaknya sampah yang dihasilkan warga Ibu Kota.
"Pada tahun 2020 saja, dari 8.369 ton timbulan sampah Jakarta, hanya 945 ton yang berhasil dikurangi, sementara 7.424 ton sisanya masuk ke Bantargebang," ucap dia.
Perlu edukasi lebih lanjut untuk mengubah pola pengelolaan sampah warga Jakarta, dari membuang menjadi mengurangi dan mengolah secara tepat.
Baca juga: Peringati Hari Peduli Sampah Nasional, Walhi Sebut Jakarta Darurat Sampah
"Bantargebang sebagai tempat pengolahan akhir sampah Jakarta harusnya hanya menerima sampah residu. Sebab buruknya sistem pengolahan sampah Jakarta, Bantargebang harus menampung berbagai jenis sampah. Akibatnya, per tahun 2020, TPST Bantargebang benar-benar lumpuh," tulis Walhi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.