Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perajin Mogok, Pedagang di 7 Pasar di Jakpus Tidak Berjualan Tahu Tempe

Kompas.com - 22/02/2022, 15:58 WIB
Reza Agustian,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang tahu dan tempe di tujuh pasar di Jakarta Pusat saat ini tidak berjualan akibat kosongnya ketersediaan tahu tempe.

"Tadi ada tujuh pasar yang kita pantau, hasilnya banyak pedagang yang tidak menjual tahu dan tempe," kata Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Kasudin KPKP) Jakarta Pusat Penty Yunesi Pudyastuti saat dihubungi, Selasa (22/2/2022).

Baca juga: Harga Tahu Tempe Naik, Pedagang Kecilkan Ukuran Gorengan yang Dijualnya

Penty mengaku telah memonitor di tujuh pasar yakni Pasar Kebon Melati, Pasar Palmerah, Pasar Tanah Abang Blok G, Pasar Lontar, Pasar Gembrong, dan Pasar Johar Baru.

Dari tujuh pasar tersebut, tidak ada satupun yang menjual tahu dan tempe.

"Hanya Pasar Palmerah dan Tanah Abang saja ada yang jual, tapi itu hanya bahan baku kacang kedelainya saja," ungkapnya.

Dari hasil pantauan Sudin KPKP Jakpus, harga kacang kedelai di Pasar Palmerah Rp 18.000 per kilogram dan di Pasar Tanah Abang Rp 15.000 per kilogram.

Mereka melakukan monitoring untuk melihat kondisi ketersediaan tahu dan tempe setelah adanya aksi mogok produksi oleh para perajin tahu tempe.

Baca juga: Imbas Aksi Mogok Produksi Perajin, Tahu Tempe Langka di Pasar

"Tadi saya bertemu dengan para kepala pasar, mereka mengatakan bahwa para pedagang infonya sampai besok tidak berjualan," ucap Penty.

Sebagai informasi, para perajin tahu dan tempe di Pulau Jawa melakukan mogok produksi selama tiga hari, sejak Senin (21/2/2022) hingga Rabu (23/2/2022).

Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jakarta Pusat Khairun mengatakan alasan sejumlah perajin tahu tempe mengadakan aksi mogok produksi akibat harga bahan pokok kedelai naik sehingga menyebabkan perajin rugi.

"Untuk sementara mogok produksi dulu supaya pemerintah tanggap. Entah mau disubsidi entah diturunkan, kan pemerintah yang punya wewenang," kata Khairun.

Rencana mogok produksi tahu tempe ini telah direncanakan oleh sejumlah perajin agar konsumen tahu tempe mengetahui bahwa kenaikan harga tahu tempe disebabkan naiknya bahan pokok kedelai.

Baca juga: Saat Harga Pangan Naik, Mulai dari Tahu Tempe, Daging Sapi, hingga Cabai Rawit

"Konsumen atau pembeli tahu tempe supaya tahu kenapa tahu tempe naik. Yang tadinya kita jual Rp. 5.000 ini jadi Rp. 6.000, jadi pelanggan dapat maklum, kalau enggak mogok kan mereka tidak tahu, akhirnya tidak ada yang beli, kita yang rugi," jelas Khairun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com