Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Soal Anggaran di Kota Tangerang Jadi Sorotan, Pungli Bansos hingga Anggaran Fantastis Baju Dinas Dewan

Kompas.com - 28/02/2022, 08:57 WIB
Muhammad Naufal,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Menginjak usia yang ke-29 tahun pada Senin (28/2/2022) ini, polemik di Kota Tangerang tak sedikit yang sampai disorot mata warga se-Indonesia.

Wajar saja, Kota Tangerang merupakan salah satu wilayah yang termasuk dalam aglomerasi Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi).

Beberapa polemik yang disorot adalah praktik pungutan liar (pungli) bantuan sosial (bansos) dan anggaran fantastis baju DPRD Kota Tangerang.

Baca juga: Soal Pungli Bansos, Kadinsos Kota Tangerang Salahkan Warga yang Terpaksa Beri Duit ke Oknum

Keduanya mencuat pada pertengahan tahun 2021 dan sama-sama berkaitan dengan duit.

Berikut merupakan perjalanan temuan pungli dan anggaran fantastis baju DPRD Kota Tangerang:

Pungli bansos

Pada 28 Juli 2021, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menemukan praktik pungli bansos di Kota Tangerang. 

Mantan Wali Kota Surabaya itu menemukannya saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) penyaluran bantuan sosial tunai (BST) sebesar Rp 600.000 di sejumlah wilayah di Kota Tangerang, 28 Juli 2021.

Kala itu, Risma mengunjungi salah seorang keluarga penerima manfaat (KPM) di Karang Tengah, Kota Tangerang, yang berinisial S.

"Ibu enggak kasihan sama saya, saya susah-susah, saya enggak mungut apa pun," tutur Risma kepada korban yang pada mulanya enggan menyebut pelaku pungli, 28 Juli 2021.

Setelah beberapa saat, kepada Risma, S mengaku dimintai pungli sebesar Rp 50.000 oleh seorang pendamping program keluarga harapan (PKH/salah satu program bansos) bernama Maryati.

Baca juga: Penataan Ulang Pasar Lama, Berawal dari Mencuatnya Pungli hingga Penolakan Warga

Keesokan harinya, 29 Juli 2021, S tiba-tiba saja mengaku tidak ada oknum yang meminta uang kepada dirinya.

Padahal, sehari sebelumnya, S sempat mengadu kepada Risma bahwa bantuan yang diberikan kepadanya dipotong oleh Maryati.

"Enggak, enggak ada yang motong sama sekali," tutur dia, 29 Juli 2021.

S berujar, dia merasa grogi saat Risma menemui dirinya.

Lantas, S secara tidak sengaja menyatakan bahwa ada seorang oknum yang meminta pungli.

"Iya kemarin saya grogi, ketemu banyak orang, ada polisi juga," ucap dia.

Baca juga: Bantah soal Pungli di Pasar Kemiri Muka, Dishub Depok: Pungutan Parkir Resmi

Diselidiki polisi dan kejaksaan

Usai kasus itu mencuat, polisi mulai melakukan penyelidikan. Catatan Kompas.com, ada belasan saksi yang sudah diperiksa saat itu.

Namun, hingga saat ini, Polres Metro Tangerang Kota belum juga menentukan tersangka dari praktik pungli di Kota Tangerang itu.

Tak hanya kepolisian, Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Tangerang turut menyelidiki kasus praktik pungli bansos tersebut.

Saat itu, menurut Kejari Kota Tangerang, praktik pungli terjadi kepada penerima bantuan pangan non-tunai (BPNT) di Kota Tangerang.

Usai terdekteksi adanya pungli dalam penyaluran BPNT, Kejari telah memanggil setidaknya 10 orang yang berkaitan dengan kasus dugaan pungli tersebut dan penyelidikannya masih berlangsung saat ini.

Baca juga: Wali Kota Tangerang Ungkap Modus Pungli Bansos Covid-19: Minta Uang Lelah hingga PIN ATM

"Kami telah mendeteksi hal tersebut dan sekitar awal bulan Juni 2021 telah kami lakukan penyelidikan dan sudah kami panggil beberapa pihak terkait adanya penyelewengan penyaluran bansos BPNT di salah satu wilayah di Kota Tangerang," ujar Kepala Kejari Kota Tangerang yang, saat itu dijabat oleh I Dewa Gede Wirajana, 30 Juli 2021.

Namun, serupa dengan upaya kepolisian, Kejari Kota Tangerang belum juga menentukan tersangka kasus praktik pungli bansos hingga saat ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar, Bukti Runtuhnya Benteng Perlindungan oleh Orangtua

Ibu Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar, Bukti Runtuhnya Benteng Perlindungan oleh Orangtua

Megapolitan
Berkas Lengkap, Siskaeee Cs Segera Diadili Terkait Kasus Pembuatan Film Porno

Berkas Lengkap, Siskaeee Cs Segera Diadili Terkait Kasus Pembuatan Film Porno

Megapolitan
Nasib Perempuan di Kemayoran Layani 'Open BO' Berujung Disekap Pelanggan yang Dendam

Nasib Perempuan di Kemayoran Layani "Open BO" Berujung Disekap Pelanggan yang Dendam

Megapolitan
Anak Bunuh Diri Bisa Diantisipasi…

Anak Bunuh Diri Bisa Diantisipasi…

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com