Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kondisi Psikologis Balita Korban Penganiayaan ART Terganggu, Cenderung Kasar dan Sering Ketakutan

Kompas.com - 23/03/2022, 09:32 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Malangnya nasib seorang anak berusia tiga tahun dan dua adik kembarnya berusia 1,5 tahun di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.

Ketiga balita itu mendapat perlakukan kasar dari orang yang seharusnya melindungi mereka di tempat yang seharusnya paling aman, yakni rumah.

Mereka diduga menjadi korban tindak kekerasan dari dua pengasuhnya sendiri selama beberapa bulan terakhir. Penganiayaan itu diduga dilakukan di dalam rumah hingga lingkungan sekitar.

Pada Rabu (16/3/2022), di sebuah taman bermain di dekat kediaman para korban, warga memergoki ketiga balita itu tengah dikasari oleh pengasuh mereka. Aksi itu langsung direkam secara diam-diam oleh warga.

Tampak anak-anak itu dicubit hingga diseret saat disuapi makan. Anak yang berusia tiga tahun juga ditampar.

Baca juga: WNA China di Kelapa Gading Menolak Dirazia, Petugas Dobrak Pintu Apartemen

Korban menjadi cenderung kasar

Ibu korban, VE alias BF (28), mengatakan bahwa pascakejadian tersebut, ketiga anaknya bertingkah cukup berbeda. Anak kembar VE yang berusia 1,5 tahun menjadi lebih sensitif dan sering ketakutan.

"Anak-anak itu jadi lebih sensitif sama orang. Anak saya yang kecil itu dia kalau ada suara keras itu nangis," kata VE saat ditemui di Mapolsek Cengkareng, Senin.

Selain itu, menurut VE, anak kembarnya sering menangis jika melihat wanita selain dirinya.

Sementara itu, anak sulungnya yang berusia tiga tahun pernah dipergoki tengah memukul. Padahal, kata VE, anak tersebut sebelumnya tidak pernah main tangan.

"Kalau yang besar seperti ada trauma jadi lebih sensitif. Kalo seumpamanya salah satu ada (adiknya) yang nangis, kakaknya itu ikut mukul," kata VE dengan raut wajah bersedih.

VE mengatakan akan memeriksakan psikologis anak-anaknya dalam rangka menyembuhkan trauma yang mereka hadapi.

Baca juga: Getol Menentang Formula E, Ketua DPRD DKI Berhadapan dengan BK dan KPK

Selain itu, VE mengaku akan mendampingi ketiga anaknya tanpa bantuan pengasuh.

"Sementara kita rawat sendiri sama orangtua saya," pungkas dia.

Pasca peristiwa itu, Seto Mulyadi selaku Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) datang menemui ketiga korban.

Pria yang akab dipanggil kak Seto itu mengatakan bahwa ketiga balita itu terlihat mulai percaya diri. Hal itu terlihat dari tawa canda mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim Perdanakusuma, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim Perdanakusuma, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com