Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selokan di Pamulang Diubah Jadi Kolam Ikan, Modalnya Rp 2 Juta Berasal dari Patungan Warga

Kompas.com - 26/03/2022, 19:48 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Ide memanfaatkan selokan untuk tempat budi daya ikan di Kompleks Puri Pamulang, Tangerang Selatan, berawal dari obrolan para tokoh masyarakat setempat.

Saat itu mereka memikirkan cara agar selokan tetap bersih dan tak jadi tempat pembuangan sampah, hingga keluarlah memelihara ikan di sepanjang selokan.

Baca juga: Selokan Ikan di Pamulang, Obyek Wisata Murah Meriah yang Jadi Tongkrongan Warga sejak Pandemi

Dana awal yang menjadi modal budi daya berasal dari swadaya masyarakat.

Para tokoh masyarakat kemudian membeli bibit ikan untuk diternak menggunakan uang tersebut.

"Jumlah sumbangan di awal yang terkumpul hanya sekitar Rp 2 jutaan, cukup buat beli ikan, (karena) cepat beranak selanjutnya nambah (ikan)," ujar Ketua RT 003 RW 025 Kompleks Puri Pamulang Suyono.

Baca juga: Selokan di Pamulang Jadi Kolam Ikan, Berawal dari Obrolan untuk Kelola Parit agar Tetap Bersih

Kolam Ikan Jepang ala Pamulang Tangerang Selatan KOMPAS.com/ANNISA RAMADANI SIREGAR Kolam Ikan Jepang ala Pamulang Tangerang Selatan
Setiap kavling yang panjangnya mencapai 12 meter tersebut awalnya berisikan 2.000 hingga 3.000 ekor ikan.

Ada pelbagai jenis ikan yang menghiasi selokan, di antaranya ikan koi, ikan mas, nila, bawal, patin, dan gurame.

"Yang paling banyak nila karena cepat budi dayanya. Kalau uang pakan ikan, uang pribadi masing-masing korlap RT," jelas Suyono.

Baca juga: Selokan Ikan di Pamulang Ramai Dikunjungi Anak-anak, Orangtua: Daripada Main Gadget Terus...

Selain RT, warga juga diperbolehkan memberi pakan yang telah disediakan dengan membelinya terlebih dahulu seharga Rp 2.000.

Pakan ikan terletak di dalam kotak kejujuran. Warga dipersilakan mengambil sendiri dan kemudian membayarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com