Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MUI Tangerang: Ziarah Kubur Tak Mesti Hari H Lebaran, Bisa Besok-besoknya

Kompas.com - 29/04/2022, 20:07 WIB
Muhammad Naufal,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang mengimbau warga untuk tidak berziarah kubur tepat pada hari raya Idul Fitri 2022.

Ketua MUI Kota Tangerang Baijuri Khotib berujar, warga bisa berziarah kubur H+1 atau H+2 Lebaran.

Hal itu dilakukan agar tak terjadi penumpukan di TPU.

"Kita imbau kepada masyarakat agar tidak ziarah untuk pada hari H Lebaran. Ziarah bisa besok-besoknya" tutur Baijuri saat dihubungi, Jumat (29/4/2022).

Baca juga: Ziarah Kubur Saat Lebaran Sebelumnya Dilarang, Wagub DKI: Aturan Tahun Ini Masih Dipelajari

Menurut dia, ziarah yang dilakukan setelah hari raya Idul Fitri tidak mengurangi nilai ziarah itu sendiri.

Baijuri menyebut, tidak ada peraturan yang mengatur bahwa ziarah harus dilakukan saat hari raya Idul Fitri.

"Boleh (ziarah keesokan harinya), sebenarnya tidak ada aturan ya bahwa ziarah itu pas hari H Lebaran. Ziarah besok-besoknya itu tidak mengurangi nilai ziarah," paparnya.

Dalam kesempatan itu, Baijuri meminta kepada pengelola tempat pemakaman umum (TPU) untuk memasang poster yang berisikan imbauan agar warga tidak ziarah pada hari raya Idul Fitri.

Baca juga: Sejarah Tradisi Ziarah Kubur, Tradisi Menjelang Ramadhan

"Memang yang kita tekankan kepada pengelola agar pasang imbauan, agar ziarah itu memilih waktu yang tidak terjadi penumpukan pada hari H lebaran, bisa besok-besoknya," sebut dia.

Baijuri sebelumnya turut mengimbau, warga agar tetap mematuhi protokol kesehatan saat berziarah kubur.

Dia juga mengatakan, pengelola TPU memiliki hak untuk menolak peziarah yang datang saat kondisi makam sudah dipenuhi oleh warga yang berziarah.

Baca juga: Kenapa Ziarah Kubur Ramai Dilakukan Saat Lebaran, Ini Alasannya

Ia juga meminta pengelola makam agar menyediakan masker untuk peziarah yang tak membawa masker.

"Artinya kalau ada penumpukan, mereka (pengelola TPU) boleh untuk menolak ya, jangan dibiarkan terjadi penumpukan," tutur Baijuri.

"Ini kan sudah dua tahun pandemi, kita percaya teman-teman sudah mulai paham tentang arti kesehatan dan paham kita memang belum selesai dari pandemi Covid-19," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com