Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buruknya Kualitas Udara Jakarta, Desakan Perbaikan Terus Mengalir

Kompas.com - 20/06/2022, 18:19 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi udara di Jakarta tidak sedang baik-baik saja. Warga Jakarta disebut bakal kehilangan harapan hidup 3-4 tahun akibat polusi udara.

Dugaan itu bukan tanpa dasar. Estimasi kehilangan harapan hidup tersebut didasarkan laporan Air Quality Life Index (AQLI) atau indeks kehidupan kualitas udara berdasarkan laporan dari Energy Policy Institute at the University of Chicago (EPIC) yang dirilis 14 Juni 2022.

"Penduduk yang tinggal di bagian paling tercemar di Asia Tenggara di wilayah sekitar kota Mandalay, Hanoi, dan Jakarta diperkirakan akan kehilangan harapan hidup rata-rata tiga hingga empat tahun," melansir laporan AQLI, Minggu (19/6/2022).

Hampir seluruh wilayah Asia Tenggara dianggap memiliki tingkat polusi yang tidak aman, dengan polusi yang meningkat dalam satu tahun sebanyak 24 persen di beberapa wilayah.

Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan polusi partikular rata-rata tahunan global (PM2.5) menurun.

Baca juga: Dampak Polusi Udara di Jakarta Disebut 6 Kali Lebih Berbahaya dari HIV/AIDS

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga merevisi tingkat aman paparan polusi dari semula 10 mikrogram per meter kubik kini menjadi 5 mikrogram per meter kubik.

"Pedoman baru tersebut membawa sebagian besar dunia atau 97,3 persen global populasi ke dalam zona tidak aman," tulis laporan tersebut.

Desakan Serius Penanganan Pencemaran Udara

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan pembukaan untuk umum Tebet Eco Park, Jakarta Selatan, Sabtu (24/4/2022).KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan pembukaan untuk umum Tebet Eco Park, Jakarta Selatan, Sabtu (24/4/2022).

Anggota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan serius menangani pencemaran udara di wilayah Ibu Kota.

"Pencemaran udara yang sangat berbahaya ini jelas harus diatasi, dan terburuk di dunia. Seluruh penduduk DKI terdampak," kata Gilbert dalam pesan singkat, Senin (20/6/2022).

Anggota Legislatif Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI Justin Adrian Untayana berharap Pemprov DKI Jakarta tidak melakukan pembiaran terhadap permasalahan polusi udara ini.

Baca juga: Anies Baswedan Diminta Serius Tangani Pencemaran Udara di Jakarta

Dalam jangka panjang, kata dia, polusi udara akan membawa efek buruk buat warga Jakarta, khususnya anak-anak.

"Jangan sampai masa depan generasi penerus Jakarta terkena penyakit saluran pernapasan, akibat ketidakmampuan Pemprov DKI Jakarta mengatasi permasalahan polusi udara ini," tutur Justin.

Pengamat lingkungan sekaligus pakar tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Yoga mendesak agar penurunan tingkat polusi udara di Ibu Kota turut menjadi program prioritas oleh pemerintah daerah.

Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Disebut Terburuk di Dunia, Begini Kata Menteri LHK

"Polusi udara harus menjadi program prioritas seperti banjir yang harus ditangani Pemerintah Provinsi DKI Jakarta," ujar Nirwono kepada Kompas.com, Senin (20/6/2022).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com