Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Jaksel Tangkap Hewan Liar Antisipasi Cacar Monyet

Kompas.com - 26/07/2022, 05:14 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Suku Dinas (Sudin) Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Selatan menangkap hewan liar untuk mengantisipasi penyebaran penyakit cacar monyet.

Hal ini dilakukan menyusul keputusan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan penyakit itu sebagai darurat kesehatan global.

Kepala Sudin KPKP Jakarta Selatan Hasudungan mengatakan sudah berupaya menangkap monyet liar, yang nantinya dilepasliarkan di alam atau habitatnya.

"Selain itu, penertiban anjing liar dan kucing liar rutin dilakukan oleh DKPKP, terutama untuk tindak lanjut laporan CRM," kata Hasudungan, dilansir dari Antara, Senin (25/7/2022).

Baca juga: Mengenal Cara Diagnosis Cacar Monyet, Penyakit Darurat Kesehatan Global WHO

Hasudungan mengatakan telah bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan untuk memastikan tidak ada hewan di Jakarta Selatan yang terserang penyakit berbahaya.

Dalam kesempatan yang sama, Hasudungan menegaskan, penyakit cacar monyet ini bukan berasal dari hewan ke manusia, melainkan dari sesama manusia.

Maka dari itu, disebutkan bahwa penyebaran virusnya bisa melalui air liur, luka, dan obyek yang terkontaminasi dengan cairan penderita.

Adapun gejala klinis yang dialami penderita adalah demam, ruam kulit, sakit kepala, nyeri otot, dan nafsu makan hilang. Nantinya gejala akan pulih dalam waktu minimal dua minggu.

"Gejala akan pulih dalam waktu dua sampai empat minggu. Tetapi, untuk bekas cacar yang menghitam kemungkinan tetap berbekas karena kontaminan kuman atau bakteri," tuturnya.

Baca juga: Anggota DPR MInta Pemerintah Respons Cepat Putusan WHO soal Cacar Monyet Darurat Kesehatan

Sementara itu, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan Yudi Dimyati menambahkan bahwa saat ini di wilayahnya belum ada warga yang tercatat terserang cacar monyet.

Ia pun mengingatkan para warga untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

"Saat ini cacar monyet belum masuk. Maka dari itu, perlu menerapkan PHBS," kata Yudi.

Cacar monyet adalah infeksi virus monkeypox, yaitu virus yang termasuk dalam kelompok Orthopoxvirus.

Virus ini awalnya menular dari hewan ke manusia melalui cakaran atau gigitan hewan, seperti tupai, monyet, atau tikus yang terinfeksi virus monkeypox.

Penularan juga dapat terjadi lewat kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi dan ditandai dengan bintil bernanah di kulit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Keberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Keberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com