Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Hakim Nasihati Korban Binomo dalam Sidang Indra Kenz: Anda Ingin Cepat Kaya, Inilah Risikonya...

Kompas.com - 27/08/2022, 09:39 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Hakim dalam sidang penipuan trading binary option Binomo sempat mengeluarkan nada tinggi kepada korban dalam kasus dengan terdakwa Indra Kenz tersebut.

Peristiwa itu terjadi setelah hakim mendengar penuturan keenam korban yang dihadirkan dalam sidang pemeriksaan pada Jumat (26/8/2022).

Para korban mengaku tertarik berinvestasi di Binomo karena termotivasi oleh unggahan video terdakwa Indra Kesuma alias Indra Kenz di media sosial.

Meski tak pernah berkomunikasi secara langsung dengan Indra Kenz, para korban percaya bahwa sosok Crazy Rich Medan itu sukses dari hasil jerih payahnya bermain trading di Binomo.

Indra disebut kerap pamer harta di media sosialnya. Seperti barang mewah berupa rumah, mobil, jam tangan, pakaian, dan lainnya.

Baca juga: Pengakuan Korban Binomo, Tertarik Trading karena Lihat Indra Kenz Sukses dan Kerap Pamer Harta

Dari situ, para korban yakin bahwa Indra sukses melalui trading yang dilakukan di aplikasi Binomo.

Saat mereka ingin mengikuti jejak Indra, hasil yang diterima tidak sesuai harapan. Karena itu, mereka merasa ditipu oleh ajakan Indra Kenz sebagai afiliator Binomo.

Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tangerang, Rahman Rajagukguk, menasihati korban kasus penipuan trading binary option Binomo.

Hakim singgung risiko ingin cepat kaya

Rahman Rajagukguk mengingatkan kepada korban dan seluruh peserta sidang bahwa tidak ada kekayaan yang bisa diperoleh secara instan.

Semuanya bisa didapat dengan cara bekerja keras dan melalui proses usaha yang panjang.

Baca juga: Di Sidang Indra Kenz, Korban Trading Binomo Mengaku Rugi hingga Rp 28 Miliar

"Di sini kita harus berpikir, benar enggak ini. Jadi banyak manusia ini naik ke puncak karena iming-iming tadi dapat bagian, semua itu bohong tidak benar. Makanya sadar kita. Anda-anda ingin cepat kaya, inilah risikonya," ujar Rahman, dalam persidangan, Jumat (26/8/2022).

Kemudian, Rahman menceritakan bagaimana dirinya bekerja keras sebagai hakim. Dia mengaku tidak percaya dengan trik apa pun yang menjanjikan seseorang cepat kaya dalam sekejap.

"Kalian kan ingin cepat kaya tanpa memeras keringat, saya tahu ini ilmu setan, ini penipu. Satu menit Rp 3 juta, siapa yang dapat segini. Makanya mikir dulu. Artinya di situ Anda menyadari kok mau saya dirayu kawan ini dengan bujuk manisnya," tutur Rahman.

Ia juga menyayangkan keputusan korban yang sampai menghabiskan dana miliaran untuk trading.

Selain itu, Rahman sempat menyampaikan pesan kepada orang-orang yang hadir di ruang sidang agar mewaspadai modus penipuan berkedok trading, terutama dengan iming-iming cepat mendapat keuntungan.

"Jadi tegasnya kepada semua yang di sini, kami yang di pengadilan (berpesan) jangan mau mendengar cara-cara seperti ini. Iming-iming ingin cepat kaya. Cara satu lagi cepat kaya, rampok duit monggo ke KPK," kata Rahman.

Baca juga: Korban Investasi Bodong Binomo Demo di Depan PN Tangerang, Tuntut Indra Kenz Dihukum

"Edukasi juga dari kami, pengadilan, jangan cepat mau dirayu iming-iming mau cepat kaya. Anda-anda tergiur pengin cepat kaya, maka jadilah begini," pungkas dia.

Korban tertarik Binomo karena lihat Indra Kenz kerap pamer harta

Saat persidangan, Jaksa menanyakan kepada para korban secara satu per satu mengenai bagaimana awal mula mereka mengenal aplikasi Binomo.

Kemudian jaksa juga mempertanyakan alasan dan cara para saksi korban bergabung, hingga berapa nominal kerugian yang dialami.

Salah satu korban investasi bodong Binomo, Rian Hidayat, mengaku percaya dan tertarik untuk ikut trading setelah melihat sosok Indra Kesuma alias Indra Kenz sebagai pemuda Rantauprapat, Sumatera Utara, yang sangat sukses.

"Pertama-tama saya kenal Indra Kenz melalui akun YouTube-nya di 2021 bulan 5 (Mei). Bulan pertama saya tertarik main trading karena dia sukses bermain trading," ujar Rian saat persidangan di PN Tangerang, Jumat.

Kemudian, Jaksa menanyakan apa alasan Rian begitu percaya dan tertarik untuk bergabung trading melalui aplikasi Binomo dengan afiliator Indra Kenz.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com