Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasnaeni "Wanita Emas" Mengaku Jadi Korban Mafia Tanah: Berawal Gadai Sertifikat Rumah untuk Pinjam Uang Rp 22 Miliar

Kompas.com - 16/09/2022, 07:44 WIB
Tria Sutrisna,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Republik Satu Hasnaeni Moein atau yang dikenal dengan sebutan "Wanita Emas" mengaku menjadi korban mafia tanah.

Rumahnya yang berlokasi di Cilandak, Jakarta Selatan, berganti kepemilikan setelah dia menggadaikan sertifikat rumah tersebut untuk meminjam uang.

Hasnaeni kemudian melaporkan dugaan mafia tanah yang dialaminya itu ke Polda Metro Jaya pada Rabu (14/9/2022) malam. Laporan teregistrasi dengan nomor LP/B/4748/IX/2022/SPKT Polda Metro Jaya.

Pelaporan dilaksanakan karena korban merasa dirugikan, lantaran status kepemilikan rumah mendadak beralih ke orang lain tanpa ia ketahui.

"Jadi saya melaporkan ke Polda Metro Jaya bahwa kepemilikan rumah saya ini tiba-tiba, tanpa sepengetahuan saya, bisa berubah menjadi milik orang lain," ujar Hasnaeni, Kamis (15/9/2022).

Baca juga: Anies Mengaku Siap Maju Sebagai Calon Presiden di 2024, Jika…

Dalam laporannya, Hasnaeni melaporkan seseorang berinisial AB selaku pihak perusahaan pemberi pinjaman dengan Pasal 378 dan 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

"Pasal tentang penipuan dan penggelapan," jelas Hasnaeni.

Peminjaman uang

Menurut Hasnaeni, kasus ini berawal saat dirinya meminjam uang miliaran rupiah ke salah satu perusahaan pada 2015 silam.

Kala itu, lanjut Hasnaeni, dirinya melakukan dua kali peminjaman transaksi yakni sebesar Rp 15 miliar dan Rp 7 miliar.

"Jadi itu awalnya kami tahun 2015 pinjam uang dari perusahaan. Besaran pinjamannya Rp 15 miliar dan Rp 7 miliar," ujar Wanita Emas.

Dalam proses peminjaman itu, Hasnaeni menjamin sertifikat kepemilikan rumahnya kepada pihak perusahaan pemberi pinjaman. Kedua belah pihak pun sepakat menggunakan mekanisme perjanjian pengikatan jual beli (PPJB) melalui notaris.

Baca juga: Bakal Dibubarkan Usai Anies Lengser, TGUPP Beberkan Klaim Pembangunan Kampung Tanpa Menggusur

Beberapa waktu kemudian, Hasnaeni mengaku hendak melunasi utangnya kepada pihak perusahaan pemberi pinjaman sebelum jatuh tempo.

Namun, dia menyebut tak kunjung mendapatkan tanggapan walaupun sudah mengirimkan surat dan email pada 2016 silam.

"Tahu-tahunya yang kami jaminkan dengan PPJB gantung, berubah menjadi AJB (akta jual beli). PPJB ini masih sebatas jaminan saja, belum ada peralihan hak," kata Hasnaeni.

"Tapi kok kenapa tiba-tiba ini haknya beralih, padahal saya tidak pernah menandatangani (peralihan hak)," sambung dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com