JAKARTA, KOMPAS.com - PT MRT Jakarta (Perseroda) buka-bukaan soal progres terkini dari sejumlah proyek yang tengah mereka garap.
PT MRT Jakarta menyatakan bahwa anggaran pembangunan proyek MRT Fase 2 mengalami pembengkakan.
Berikut merupakan rangkuman berita terkait PT MRT serta progres pembangunan lainnya:
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim menyatakan bahwa anggaran pembangunan proyek MRT Fase 2 mengalami pembengkakan.
Anggaran pembangunan MRT Fase 2 diestimasikan sebesar Rp 22,6 triliun pada 2018.
Kini, anggaran pembangunan Fase 2 itu diperkirakan Rp 25,3 triliun.
"Awalnya (anggaran pembangunan Fase 2) Rp 22,6 triliun. Sekarang jadi Rp Rp 25,3 triliun," tutur Silvia di kantor MRT, Jakarta Pusat, Selasa (20/9/2022).
Baca juga: Saluran Air dan Jembatan Kuno Ditemukan Saat Pembangunan MRT Fase 2
Ia mengatakan, pembengkakan anggaran pembangunan itu disebabkan oleh beberapa hal.
Salah satunya, kenaikan harga bahan baku (raw material) yang cukup signifikan akibat pandemi Covid-19.
Di sisi lain, PT MRT juga mengubah panjang jalur Fase 2. Mulanya, pembangunan Fase 2 direncanakan sepanjang 7,8 kilometer dari Bundaran HI hingga Kampung Bandan.
Kemudian, jalur Fase 2 diubah menjadi dari Bundaran HI hingga Ancol Barat.
"Waktu itu masih di tahap perencanaan. Waktu itu juga jalur yang kami bicarakan (Fase 2) dari HI sampai Kampung Bandan, lalu diubah (menjadi Bundaran HI-Ancol Barat)," kata Silvia.
Dia menambahkan, anggaran sebesar Rp 25,3 triliun itu termasuk anggaran tak terduga (contigency) atau penambahan biaya lain seperti bencana alam dan lainnya.
"Jadi ini (Rp 25,3 triliun) termasuk contigency 10 persen. Misal ada bencana alam atau yang lainnya, itu termasuk di situ," sebut Silvia.
Baca juga: Anggaran Pembangunan MRT Fase 2 Membengkak, Ini Alasannya
Sementara itu, Silvia menyatakan bahwa progres pembangunan contract package (CP) 202 Stasiun Harmoni-Sawah Besar-Mangga Besar mencapai 6,82 persen per 15 September 2022.