Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sopir soal Kebiasaan Anies: Enggak Suka Ngebut, Maunya Santai

Kompas.com - 15/10/2022, 17:57 WIB
Muhammad Naufal,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Walaupun harus berkeliling ke sana kemari, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ternyata tak suka kebut-kebutan di jalanan Ibu Kota.

Heru Dariyanto, sopir Anies, adalah salah satu orang yang hafal kebiasaan Gubernur DKI Jakarta itu.

Bagaimana tidak, ia telah menjadi sopir Anies selama 2,5 tahun terakhir.

Baca juga: Senyum Haru Anies Saat Dapat Buku Kumpulan Tulisan dari Anak Buah...

Setiap hari kerja, Heru mengantarkan Anies ke berbagai wilayah di Jakarta.

"Sebenarnya, kalau bapak (Anies) itu lebih enggak suka (ngebut). Saya terus terang, saya bawa beberapa pimpinan itu, bapak ini yang paling beda, pengennya lebih ke santai," urainya, ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (13/10/2022).

Ia meyakini bahwa Anies tidak mau beradu kecepatan di jalan karena takut membahayakan warga.

Anies bahkan disebut tipe orang yang bersikap santun ketika berada di jalan.

Baca juga: Purnatugas 2 Hari Lagi, Ini Pesan Anies untuk Seluruh ASN DKI

Sikap santun ini, kata Heru, ditunjukkan dengan minimnya bunyi sirine yang harus dibunyikan saat membawa Anies dan rombongan.

"(Anies) enggak mau ngebut ya yang jelas karena enggak mau membahayakan warga," tutur dia.

"Memang bapak ini lebih santai, termasuk sirine (atau) apa, bapak ini minim," imbuh dia.

Walau demikian, Heru tak memungkiri bahwa Anies tetap akan menyalakan sirine saat diburu waktu.

Akan tetapi, sirine itu hanya dibunyikan oleh dua motor patwal yang mengawal mobil Anies.

Baca juga: Anies Ungkit Lagi soal Penanganan Covid-19 di Jelang Lengser: Kami Transparan dan Tak Manipulatif

Heru menyebutkan bahwa Anies sejatinya tak suka kebisingan.

Anies, kata dia, tak sungkan untuk menegur saat sirine di mobilnya tak sengaja dinyalakan.

"Negurnya, paling ya, kurangin sirine atau enggak usah pakai sirine, kalau (mobil) pelan-pelan. Itu kalau memang buru-buru, ya sirine paling motor depan, seperlunya," urai Heru.

"Kan banyak orang yang rangkaian berisik, cuma kalau bapak enggak suka berisik," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Megapolitan
Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Megapolitan
Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Megapolitan
Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com