Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Tahun Pasang Surut Kebijakan Penanganan Banjir di Jakarta...

Kompas.com - 18/10/2022, 05:00 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama ratusan tahun, banjir rajin mampir di Jakarta. Selama ratusan tahun pula belum satu pun pemimpin daerah yang bisa menjinakkannya.

Wacana dan konsep berulang kali dirumuskan, janji-janji menangani banjir terucap saat kampanye pilgub atau ketika baru menjabat menjadi gubernur.

Namun hingga saat ini, warga belum pernah merasakan adanya realisasi program penanganan banjir Jakarta yang dijalankan sepenuh hati.

Di era kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan, program penanganan banjir yang dilakukan terdiri dari pembangunan sumur resapan, perbaikan sistem polder, pengerukan sungai dan waduk, hingga penggunaan pompa air.

Namun, program-program tersebut belum menunjukkan hasil yang signifikan dalam mengurangi banjir Jakarta.

Baca juga: Strategi Heru Budi Atasi Banjir Jakarta, Revitalisasi Saluran hingga Bangun Sodetan

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, hujan deras yang mengguyur Jakarta pada awal Oktober 2022 mengakibatkan genangan banjir di 17 ruas jalan dan 41 rukun tetangga (RT).

Wacana terbaru, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan akan membuat strategi penanganan banjir berdasarkan penyebabnya.

Menurut dia, ada tiga penyebab banjir di Jakarta, yaitu rob, hujan, dan banjir kiriman dari hulu. Untuk banjir rob, Heru akan membangun waduk dan tanggul raksasa di pesisir Jakarta.

Sementara itu, untuk mengatasi banjir akibat intensitas hujan lebat yang sering terjadi di Jakarta, Heru akan melakukan revitalisasi saluran-saluran.

Baca juga: Luasan Banjir Jakarta Berkurang, Pengamat: Ada Andil Gubernur Terdahulu

Adapun untuk banjir kiriman, Heru akan melanjutkan program sumur resapan untuk bisa dibangun di wilayah cekungan .

Lantas muncul pertanyaan, apakah strategi dan metode-metode berulang tersebut akan terbukti dapat mengatasi banjir Jakarta?

Problematika banjir ada sejak dulu

Dalam buku Gagalnya Sistem Kanal, Pengendalian Banjir Jakarta dari Masa ke Masa, karya Restu Gunawan (2010) Belum ada kebijakan mengatasi banjir yang konsisten, berkesinambungan, dan tuntas dari hulu sampai hilir.

Pengendalian banjir secara struktural di Batavia baru dimulai pada 1854 dengan terbentuknya Departement van Burgelijke Openbare Werken (BOW).

Pada 1854-1930, Kolonial Belanda membangun megaproyek kanal banjir, pintu air, tanggul, dan saluran.

Baca juga: Target Meleset, Wagub Riza Akui Banjir Jakarta Ada yang Tak Surut Dalam 6 Jam

Namun, meluasnya daerah banjir pada 1932 juga menunjukkan kanal banjir hanya mampu mengendalikan banjir selama 10 tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil Untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil Untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com