Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes DKI Sisir Puskesmas-RS, Identifikasi Kasus Gagal Ginjal Akut

Kompas.com - 22/10/2022, 18:05 WIB
Zintan Prihatini,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyisir puskesmas dan rumah sakit untuk menemukan kasus gagal ginjal akut misterius.

Pasalnya, jumlah kasus makin meningkat, mencapai angka 86 pasien per Sabtu (22/10/2022).

"Kami melakukan semacam penemuan secara aktif masalah ini, menyisir data-data yang ada di rumah sakit dan yang ada di puskesmas," kata Kepala Dinkes DKI Jakarta Widyastuti dalam webinar, Sabtu.

"Dengan tujuan semakin cepat diketahui, semakin cepat dideteksi. Insyaallah semakin cepat ditanggulangi," sambung dia.

Baca juga: Dinkes DKI Bantah Vaksinasi Sebabkan Gagal Ginjal Akut Misterius pada Anak

Selain menyisir puskesmas dan RS, Dinkes juga melakukan langkah pengamanan terhadap salah satu faktor yang diduga memicu terjadinya gagal ginjal akut misterius pada anak.


Menurut dia, kini pemerintah pusat terus melakukan penelitian dan pendalaman untuk mencari tahu faktor penyebab penyakit.

Seiring dengan dilakukannya penelitian, Pemprov DKI juga menyetop penggunaan obat yang diduga mengandung zat pemicu gagal ginjal akut misterius.

"Kemudian sudah keluar juga surat edaran dari Kementerian Kesehatan, terkait untuk tidak digunakan lebih dulu obat cair yang diduga menjadi salah satu pemicu," ucap Widyastuti.

Baca juga: Banyak Kasus Gagal Ginjal Akut Misterius, Orangtua Diimbau Tak Panik dan Tetap Waspada

Dia pun berharap pemerintah pusat segera menetapkan langkah-langkah konkret, sehingga masyarakat bisa lebih waspada dan tidak merasa panik.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama menyampaikan, dari 86 kasus, 47 di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

"Saat ini yang meninggal ada sekitar 55 persen (47 kasus)," tutur Ngabila.

Menurut Ngabila, tidak semua pasien berdomisili di DKI Jakarta.

"Dari 86 kasus yang dilaporkan dari rumah sakit dan puskesmas di Jakarta, ternyata yang berdomisili di DKI hanya 52 atau 60 persen kasus," kata Ngabila.

Baca juga: Ada 86 Kasus Gagal Ginjal Akut di Jakarta, Ini Berbagai Gejala yang Dikeluhkan Pasien

Sementara itu, ada 24 pasien dalam perawatan dan sisanya atau 15 pasien sudah pulih. Ngabila mencatat, jumlah ini merupakan data kumulaif per Januari 2022-22 Oktober 2022.

Apabila dirinci berdasarkan usia, pasien terbanyak merupakan balita. Sementara itu, pasien berusia di atas 15 tahun persentasenya lebih kecil.

"Kalau kita lihat, 5-18 tahun itu cuma 17 kasus, dari 86, artinya 70 kasus, 80 persen itu mengenai balita-balita kita. Bahkan kalau kita lihat (gagal ginjal akut misterius), banyak pada usia 1-2 tahun, ini perlu menjadi perhatian," ungkap Ngabila.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com