Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tilang Manual Disetop, Pengendara "Happy" Tak Ada Oknum Polisi yang Cari-cari Kesalahan

Kompas.com - 27/10/2022, 13:35 WIB
Joy Andre,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pengendara motor menyambut baik instruksi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengenai penghapusan tilang di tempat.

Instruksi larangan menggelar tilang secara manual tersebut dituangkan dalam surat telegram Nomor: ST/2264/X/HUM.3.4.5./2022, per tanggal 18 Oktober 2022.

Tilang pengendara yang melanggar aturan kini hanya bisa dilakukan secara elektronik melalui kamera Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE).

Salah seorang pengendara sepeda motor yang menyambut baik instruksi Kapolri itu adalah Aldo (25).

Baca juga: Polantas yang Kini Menghilang dari Jalanan Ibu Kota...

Pekerja swasta yang setiap hari pergi mengendarai sepeda motor itu menyebut bahwa dengan sistem E-TLE, bisa mengurangi oknum polisi yang biasa mencari kesalahan.

"Setuju (penerapan tilang elektronik), karena bisa meminimalisir oknum polisi yang salah gunakan tilang manual. Kayak misalnya cari-cari kesalahan saat berkendara," ujar Aldo saat ditemui di wilayah Jakarta, Kamis (27/10/2022).

Aldo menyambut baik hal tersebut karena dirinya pernah dianggap salah ketika berkendara dengan lampu yang redup.

Ia pun terpaksa menerima slip tilang dan mengikuti proses sidang tilang.

Baca juga: Tilang Manual Disetop, Warga: Berarti Enggak Ada Polisi Nakal Lagi...

"Kalau tilang elektronik ini, pengendara jadi lebih tenang dan tidak perlu repot diberhentikan polisi. Karena terkadang, biar pun kondisi surat kendaraan lengkap, tetap diberhentikan juga," jelas Aldo.

Tak jauh berbeda dengan Aldo, seorang pengendara sepeda motor lain yakni Ishal (27) juga mengatakan hal yang sama.

Menurut dia, pengendara jadi tidak perlu panik ketika diberhentikan polisi.

Terlebih ketika lupa membawa surat-surat kendaraan seperti SIM dan STNK.

Baca juga: Tilang Manual Dihentikan, Bukan Berarti Pelanggar Lalu Lintas Bisa Melenggang Bebas

"Kalau tilang manual dulu, ada sedikit rasa panik apalagi kalau lupa bawa surat, jadi lihat polisi panik. Kalau sekarang, bisa tenang karena sudah E-TLE," ujar Ishal.

Kendati demikian, ia berharap agar polisi tetap berjaga di lapangan. Karena walau bagaimana pun polisi tetap dibutuhkan untuk mengatur lalu lintas.

"Polisi ya seharusnya berjaga walaupun sudah ada tilang elektronik, karena petugas tetap dibutuhkan pengendara. Tapi tetap, jangan memanfaatkan keadaan kalau memang ketemu pengendara yang melanggar," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Megapolitan
Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com