Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekacauan Berdendang Bergoyang Festival, Psikolog: Euforia Setelah "Dikekang" Selama Pandemi

Kompas.com - 01/11/2022, 06:06 WIB
Ellyvon Pranita,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Psikolog sosial asal Solo, Hening Widyastuti, mengatakan, kekacauan Berdendang Bergoyang Festival merupakan luapan euforia masyarakat pasca-pandemi Covid-19.

Berdendang Bergoyang Festival di Istora Senayan, Jakarta Pusat, tahun 2022 ini berakhir kacau lantaran padatnya pengunjung.

Acara musik yang dijadwalkan pelaksanaannya selama tiga hari mulai 28-30 Oktober 2021 itu akhirnya hanya terselenggara dua hari.

Baca juga: Kerumunan Tak Terbendung dari Konser Berdendang Bergoyang, Pengamat: Fenomena Dahaga Massa

Kericuhan ini berawal dari rasa kecewa penonton karena beberapa musisi justru batal tampil dalam acara dan beberapa agenda tiba-tiba ditiadakan tanpa kejelasan informasi.

Selain itu, polisi menyebutkan, pihak penyelenggara telah menjual tiket melebihi dari kemampuan ruang yang diizinkan. Dari izin 3.000 penonton saja, ternyata penonton yang hadir mencapai 21.000.

"Ini sebagai bentuk euforia dari masyarakat itu sendiri karena merasa selama ini kan dikekang (penyesuaian peraturan pandemi Covid-19)," kata Hening kepada Kompas.com, Senin (31/10/2022).

Menurut Hening, euforia masyarakat itu jelas terjadi karena ada rasa ingin bahagia, melampiaskan kebahagiaan, setelah memendam atau menahan diri beradaptasi dengan berbagai aturan ketat selama pandemi Covid-19.

Baca juga: Datang Langsung dari Malaysia, Penonton Berdendang Bergoyang: Saya Rugi Sampai Rp 6 Juta!

Saat ini, pandemi Covid-19 belum dinyatakan berakhir, tetapi berbagai kegiatan atau aktivitas berkumpul masyakarat telah diperbolehkan.

Termasuk salah satunya menyelenggarakan konser-konser musik ataupun pesta juga telah diperbolehkan.

"Iya jadi itu bentuk rasa kebahagiaan, rasa senang yang terlalu luar biasa, itu kan sangat membahayakan sebetulnya seperti itu," kata Hening.

"Jadi membahayakan diri sendiri dan juga membahayakan orang di sekitarnya. Memang pada akhirnya kita kalau sedih sekadarnya dan bahagia sekadarnya," tambah dia.

Baca juga: Penonton Berdendang Bergoyang Asal Malaysia: Datang Jauh-jauh Mau Nonton Rossa, Malah Kecewa!

Terlebih pada saat konser seperti insiden Berdendang Bergoyang Festival tersebut, euforia itu semakin besar karena individu-individu yang mungkin merasakan hal yang sama berkumpul di sana.

Dengan begitu, energi dan hampir semua rasa dari pelampiasan emosi mereka akan menjadi satu sehingga bisa memicu situasi seperti itu.

"Jadi betul-betul intinya yang tadinya nggak boleh ngapa-ngapain tapi tiba-tiba seolah-olah Covid-19 sudah tidak ada, kita sudah bebas dari hal-hal seperti itu yang dulu akhirnya euforianya itu tadi seolah nuansanya itu kayak kebahagiaan bersama," jelas Hening.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Megapolitan
Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Megapolitan
Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Megapolitan
Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Megapolitan
Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Megapolitan
Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com