Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD DKI Tunda Bahas Anggaran Pengadaan Tanah RTH di Ibu Kota, Ini Alasannya

Kompas.com - 10/11/2022, 18:58 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi D DPRD DKI Jakarta menunda pembahasan anggaran program pengadaan tanah untuk ruang terbuka hijau (RTH) di Ibu Kota yang diajukan dalam rancangan APBD DKI Tahun Anggaran 2023.

Program pengadaan tanah untuk RTH itu diajukan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI Jakarta dengan nilai Rp 75 miliar.

Adapun penundaan pembahasan dilakukan saat saat Komisi D DPRD DKI Jakarta membahas RAPBD 2023 bersama dengan Distamhut DKI di Grand Cempaka, Bogor, Jawa Barat, Rabu (10/11/2022).

Baca juga: APBD DKI 2023 Akan Disahkan Melalui Perda pada 28 November 2022

Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah mulanya bertanya kepada para anggota komisinya apakah program pengadaan tanah itu dapat disetujui.

"Pengadaan tanah untuk RTH di DKI, dari (anggaran awal) Rp 107 miliar dikurangi Rp 32 miliar. Sisa, (yang jadinya diajukan), Rp 75 miliar. Disetujui?" tanya Ida kepada para anggota Komisi D, Rabu.

Anggota Komisi D DPRD DKI Ferrial Sofyan kemudian bertanya mengapa anggaran program pengadaan tanah untuk RTH dikurangi.

Baca juga: Lahan Seluas 23 Hektar di Kemayoran Akan Digunakan sebagai RTH

Jika terus diturunkan, menurut dia, kapan permasalahan soal RTH di Ibu Kota dapat diselesaikan.

"Di KUA-PPAS (anggaran pengadaan tanah) Rp 200 miliar-an. Turun (menjadi) Rp 107 miliar. Diharapkan diturunkan lagi. Kapan bisa diselesaikan (masalah soal) RTH?" tanya Ferrial.

"Sekarang hanya Rp 75 miliar. Kalau mau turun, jangan sampai seperti ini. Nanti bagaimana mengatasi RTH?" sambung dia.

Baca juga: KPK Panggil Anggota DPRD DKI M Taufik sebagai Saksi Dugaan Korupsi Pengadaan Tanah

Hal serupa turut ditanyakan oleh anggota Komisi D DPRD DKI Jamaluddin Lamanda.

Ida Mahmudah kemudian bertanya kepada pihak Distamhut DKI Jakarta.

Perwakilan Pemprov DKI Jakarta Siddiq kemudian menjawab, penurunan anggaran terjadi karena ada penurunan proyeksi RAPBD DKI 2023.

Semula, RAPBD 2023 dianggarkan senilai Rp 85 triliun. Kemudian, diturunkan menjadi Rp 80 triliun dan dinaikkan lagi menjadi Rp 82 triliun.

"Dari semua sektor, itu dimintakan menurunkan. Sebenarnya kalau diperhatikan, di antara semua komisi, yang paling minim efisiensinya di kita (Komisi D DPRD DKI," ujar Siddiq.

"Tapi, memang status itu adalah konsekuensi turunnya (RAPBD) dari Rp 85 triliun ke Rp 82 triliun," sambungnya.

Mendengar hal ini, Ida memutuskan untuk menunda pembahasan anggaran program pengadaan tanah untuk RTH di Ibu Kota.

Sebab, anggaran yang dialokasikan untuk program itu terlalu sedikit.

Ia ingin melihat terlebih dahulu apakah ada alokasi dari program satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI lain yang dipangkas dan tak terpakai, yang kemudian bisa dialokasikan ke pengadaan tanah untuk RTH.

"Hold apakah ada anggaran lain untuk menambahkan ini," tegas Ida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com