JAKARTA, KOMPAS.com - Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala meragukan keluarga yang ditemukan pada Kamis (10/11/2022) di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat, tewas akibat kelaparan
"Bayangkan, mati kelaparan itu susah sekali, menderita sekali. Lain ceritanya kalau kelaparan itu memang disengaja. Artinya ada niat dari orang lain untuk membuat orang itu lapar," tutur Adrianus dikutip dari Kompas TV, Selasa (15/11/2022).
Adrianus menduga ada keyakinan yang luar biasa kuat, seperti keyakinan spiritual mengenai dunia setelah mati, membuat keluarga itu bersedia untuk ke arah itu demi mencapai suatu kemuliaan.
Baca juga: Apa Itu Apokaliptik, Disebut Penyebab Kematian Keluarga di Kalideres?
"Kalau orang sudah berpikir tentang dunia fana, maka hal-hal yang ada di dunia ini adalah sebuah cobaan. Nah, maka kelaparan dianggap sebagai suatu cobaan," tutur Adrianus.
Dugaan itu kemudian diperkuat dengan temuan polisi soal beragam buku dari berbagai macam agama. Apabila kemungkinan teori itu benar, Adrianus mendesak kepolisian untuk menelusuri kasus kematin ini hingga tuntas.
Menurut Adrianus, polisi mesti melacak apakah sumber inspirasi kematian itu berasal dari mereka sendiri atau ada yang mengajarkan.
Pasalnya, kata dia, berdasarkan peristiswa yang pernah terjadi dan berkaitan dengan bunuh diri itu selalu ada kelompok, pemimpin, dan gurunya.
"Kalau benar demikian, polisi perlu mengejarnya dan menyangkakan (perbuatan) mendorong orang (untuk) mati agar mereka tidak bisa melenggang karena bisa terjadi lagi pada orang-orang lain," tutur Adrianus.
Keyakinan keluarga di Kalideres pennganut sekte tertentu juga disimpulkan Adrianus lantaran waktu kematian yang berbeda-beda.
"Jadi saya berpikir bahwa pasti ada yang mati duluan dan itu adalah orang yang dipaksa, baru kemudian yang lain mengikuti," kata dia.
Kendati demikian, Adrianus tidak menutup kemungkinan perbedaan waktu tewas juga bisa dipengaruhi usia modalitas tubuh yang bergantung pada bobot tubuh dan usia seseorang.
Penemuan satu keluarga tewas ini berawal ketika ketua RT setempat mencium bau busuk dari dalam rumah korban, Kamis (10/11/2022) sekitar pukul 18.00.
Ketua RT pun melapor ke Kepolisian Sektor (Polsek) Kalideres soal temuan bau busuk itu. Bersama dengan polisi, ketua RT akhirnya memaksa masuk ke dalam rumah tersebut.
Ketika pintu utama dibuka, petugas mendapati empat mayat di tiga ruangan berbeda yakni ruang tamu, kamar tengah dan ruang belakang.
Baca juga: Meninggal Belakangan, Anak Saksikan Orangtua di Kalideres Hembuskan Napas Terakhir?
Empat orang itu antara lain Rudyanto Gunawan (71) berstatus sebagai suami; Reny Margarethan Gunawan (68) berstatus sebagai istri; Dian Febbyana (42) berstatus anak; dan Budyanto Gunawan (68) berstatus adik Rudyanto.
Berdasarkan hasil autopsi, ditemukan fakta bawah tidak ada asupan makanan ataupun minuman di dalam lambung para korban.
Selain itu, petugas juga tidak menemukan tanda kekerasan benda tumpul atau benda tajam di sekujur tubuh korban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.