DEPOK, KOMPAS.com - Lurah Bedahan, Musonif buka suara terkait isu politik uang dalam pemilihan Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) di wilayahnya.
Praktik politik uang itu dibongkar salah satu calon ketua LPM, Tatang Johari alias Bang Bangor.
Bang Bangor terang-terangan mengaku bagi-bagi amplop kepada pemilik hak suara di Bedahan karena menganggap praktik itu sudah menjadi budaya.
Namun belakangan Bang Bangor marah-marah karena tidak terpilih dan meminta uangnya dikembalikan.
Menurut Musonif, pemilihan LPM yang digelar serentak pada Minggu (27/11/2022), sudah sesuai dengan Peraturan Wali (Perwal) Kota Depok Nomor 9 Tahun 2022.
"Apa yang kami laksanakan telah sesuai prosedur. Adapun kelanjutannya yang bersangkutannya ada di (masing-masing) calon ketua pemilihan LPM," kata Musonif saat dikonfirmasi, Jumat (2/12/11/2022).
Baca juga: Fakta Bang Bangor: Calon Ketua LPM di Depok yang Terang-terangan Bagi-bagi Amplop
Musonif tak menampik bahwa pihaknya mencium praktik money politic dalam pemilihan Ketua LPM tersebut.
Akan tetapi, ia berdalih praktik itu di luar kendali pihak kelurahan.
"Ya terus terang saja ada, akhirnya di luar pengetahuan kami yang menang dan kalah ada chaos di lapangan, itu di luar pengetahuan kami," ujar Musonif.
"Itu kami tak ikut mencampuri urusan, karena itu urusan intern mereka. Yang jelas sudah sesuai kami laksanakan pemilihan Ketua LPM," sambung dia.
Nyanyian Bang Bangor
Bang Bangor menyebutkan, politik uang dalam kontestasi pemilihan ketua LPM Kelurahan Bedahan sudah menjadi budaya.
Berdasarkan pengalaman tiga tahun lalu, Bang Bangor mengaku pernah menyalonkan dirinya sebagai Ketua LPM dan bertarung dengan dua kandidat lainnya.
Saat itu, Bang Bangor hanya bermodalkan uang sebesar Rp 300.000 untuk mendaftarkan dirinya sebagai calon ketua LPM.
Ia pun kalah dengan kandidat lainnya dan hanya meraih 48 suara.