Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kamera CCTV, "Senjata" Warga Kampung Bahari untuk Pantau Kehadiran Polisi

Kompas.com - 13/12/2022, 08:44 WIB
Zintan Prihatini,
Jessi Carina

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Kamera CCTV menjadi senjata bagi sebagian warga Kampung Bahari di Tanjung Priok, Jakarta Utara saat polisi datang menggerebek narkoba.

Hal ini membantu mereka memantau petugas, agar para bandar maupun pemakai bisa bersembunyi.

Menurut warga Kampung Bahari bernama Andi (bukan nama sebenarnya), bandar narkoba membuat persekongkolan dengan sebagian warga, agar dapat mengelabui polisi saat ada penggerebekan narkoba.

"Iya, benar kalau di tempat peredaran narkoba itu banyak CCTV. Itu kan biar tahu kalo polisi datang kan enggak ketahuan," ujar Andi kepada Kompas.com, Senin (12/12/2022).

Baca juga: Coba Pesan Ojol Pukul 21.00 WIB Tujuan Kampung Bahari, Pasti Ditolak...

Kasat Resnarkoba Polres Metro Jakarta Utara Kompol Slamet Riyanto, pun membenarkan hal tersebut. Slamet berujar, bandar narkoba di sana menggunakan CCTV untuk mengantisipasi datangnya petugas.

Apabila terlihat adanya penggerebekan maka mereka bersiap untuk lari dan mencari tempat yang aman saat bersembunyi dari kejaran polisi.

"Ini cara pelaku penyalahgunaan narkoba untuk mengamankan saat pakai narkoba. (Yang memantau) mereka yang pakai (narkoba), penyedia lapak," ucap Slamet, Selasa (13/12/2022).

Dalam penggerebekan pada Jumat (9/12/2022), misalnya, ditemukan satu kamera CCTV yang digunakan untuk memantau situasi. Kamera itu berada di salah satu rumah kontrakan yang digerebek polisi.

Baca juga: Peredaran Narkoba di Kampung Bahari, Sosiolog: Sudah Mendarah Daging, bahkan Jadi Mata Pencarian

CCTV dipasang sejak adanya "samrel"

Andi berkata, banyaknya CCTV dimulai sejak dibangunnya lapak-lapak jual beli narkoba yang dikenal dengan samrel atau samping rel. Terkini, area tersebut sudah berganti menjadi pos polisi untuk berpatroli di Kampung Bahari.

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com edisi 9 Maret 2022, pengedar di kampung narkoba itu memasang CCTV di setiap gang untuk memantau pergerakan orang maupun kedatangan polisi.

Kamera pengawas terhubung dengan perangkat elektronik milik para bandar, sehingga saat ada petugas, pergerakannya sudah terlebih dahulu diketahui.

Baca juga: Realitas Kampung Bahari, Polisi Diusir Dengan Petasan Hingga Nyabu Tak Kenal Usia

"Banyak sekali, apalagi waktu di samrel itu sebelum dibasmi. Banyak CCTV yang diambil kan buat barang bukti," ungkap Andi.

"Kalau di Blok A7, mungkin masih ada. Tapi saya enggak tahu taruhnya di mana," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com