Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Pembuangan Sampah di Tengah Jalan Raya yang Merepotkan...

Kompas.com - 11/01/2023, 10:21 WIB
Ellyvon Pranita,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Polemik sampah yang dibuang sembarangan di tengah jalan raya di Kawasan Ciledug, Kota Tangerang, bukanlah hal baru.

Meski persoalan sampah di tengah jalan raya ini kembali menjadi sorotan dalam beberapa hari terakhir, faktanya kondisi tersebut sudah terjadi beberapa tahun sebelum ini.

Menurut anggota Seksi Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat (Trantib) Kecamatan Ciledug Mulyadi, sampah-sampah yang dibuang di tengah jalan raya itu sudah terjadi sejak dahulu.

Baca juga: Pemkot Tangerang dan Tangsel Diminta Belajar dari Jakarta dan Bekasi Soal Kelola Sampah di Perbatasan

“Sudah lama ini sebenarnya sebelum viral lagi sekarang, sebelum pandemi juga sudah ada,” ujar Mulyadi saat dijumpai di posko pantau sampah dekat Kali Parung Serab, Minggu (8/1/2023).

Menurut dia, pihak Trantib bahkan sudah sering melakukan pengawasan dan penindakan terhadap para pelaku pembuang sampah sembarangan di tengah jalan raya itu.

Namun, tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan sekarang, tindakan sanksi yang diberikan kepada para pembuang sampah sembarangan tersebut hanyalah penyitaan kartu tanda penduduk (KTP) saja.

Baca juga: Jangan Hanya Sita KTP, Pembuang Sampah di Tengah Jalan Ciledug Harus Didenda agar Jera

Ada dua jalan yang ditelusuri Kompas.com, yakni Jalan Hos Cokroaminoto dan Jalan Raden Patah. Tumpukan sampah di tengah jalan saat malam hari menjelang pagi kerap dijumpai .

Berangkat dari simpang empat depan Kantor Kecamatan Ciledug, maka jika mengambil arah lurus ke depan, terdapat Jalan Hos Cokroaminoto.

Jalan Hos Cokroaminoto ini merupakan jalan perbatasan antara dua kecamatan, yakni Karang Tengah pada jalur sebelah kiri, dan Kecamatan Ciledug pada jalur sebelah kanan dari simpang empat.

Di sepanjang jalan itu, mudah dijumpai tumpukan-tumpukan sampah yang sengaja dibuang warga di pembatas tengah jalan raya.

Memang, sampah-sampah itu tidak bertumpuk seperti gunungan sampah, tetapi hanya "berbaris" rapi di atas pembatas antar-arah jalur jalan raya tersebut.

Di beberapa titik, terlihat hanya ada sekitar 2-3 sampah dalam kantong plastik besar saja.

Ada pula titik lain yang dipenuhi sampah terbungkus dalam karung besar berwarna putih, dan beberapa titik lainnya terlihat deretan sampah yang bervariasi dengan jumlah cukup banyak.

Salah satu titik yang cukup banyak sampahnya adalah di depan SPBU Hos Cokroaminoto tersebut.

Kembali dari simpang empat tadi, jika berbelok ke arah kanan, maka kita akan berada di Jalan Raden Patah.

Di sepanjang Jalan Raden Patah ini, tumpukan sampah yang berjajar di tengah jalan raya lebih banyak daripada Jalan Hos Cokroaminoto.

Ada banyak argumentasi mengenai tumpukan sampah berjajar lebih banyak di Jalan Raden Patah yang panjangnya sekitar 2-3 kilometer ini.

Pertama karena di jalan ini terdapat sebuah pasar yang buka hampir 24 jam, yakni Pasar Lembang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com