Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Pembuangan Sampah di Tengah Jalan Raya yang Merepotkan...

Kompas.com - 11/01/2023, 10:21 WIB
Ellyvon Pranita,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Alasan kedua adalah Jalan Raden Patah merupakan jalan perbatasan antara Kota Tangerang dan Tangerang Selatan.

Benar saja, berdasarkan pantauan Kompas.com, tidak jauh dari Pasar Lembang, terdapat tumpukan sampah di tengah jalan raya itu meski volumenya hanya sedikit.

Akan tetapi, titik-titik tumpukan sampah itu semakin banyak mendekati pasar, dan berujung paling banyak di dekat Kali Parung Serab.

Sampah yang berjajar di sana pun cukup bervariasi mulai dari sampah rumah tangga, perabotan, pakaian, tas dan lain sebagainya.

Perhatian kembali meningkat

Usai foto dan video mengenai tumpukan sampah di tengah jalan, dekat jembatan Kali Parung Serab itu viral di media sosial dan diwartakan media massa, perhatian terhadap permasalahan ini kembali meningkat.

Pemerintah Daerah Kota Tangerang mulai melakukan berbagai upaya untuk mengatasi persoalan itu, salah satunya dengan membuat posko pantau pembuang sampah sembarangan di dekat Kali Parung Serab tersebut.

Posko tersebut dijaga oleh sekitar 10-15 orang yang tergabung dari Seksi Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat (Trantib) Kecamatan Ciledug, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Tangerang, serta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang.

Penjagaan posko pantau sampah itu dimulai pada Kamis (5/1/2023) lalu dan belum ditentukan akan berlangsung hingga kapan. Selain petugas, tersedia pula beberapa bentor pengangkut sampah di sana.

Penjagaan yang dilakukan itu hanya di sekitar 300 meter saja di Jalan Raden Patah tersebut, sisanya petugas hanya melakukan monitoring, dan hanya sampai pukul 01.00-02.00 WIB saja.

Alhasil, lokasi yang dijaga oleh para petugas memang benar-benar bersih dari sampah.

Akan tetapi, usai para petugas pulang dari posko pantau sekitar pukul 01.16 WIB, Senin (9/1/2023) pun sampah kembali terlihat di lokasi tersebut.

Baca juga: Bandelnya Pembuang Sampah di Tengah Jalan Ciledug, Kembali Kotori Jalanan Saat Pengawas Pulang

Seolah para pelaku pembuang sampah yang biasa membuang sampah di situ sengaja menunggu petugas penjaga posko pulang, agar mereka kembali leluasa membuang sampah di sana.

Sementara itu, karena tidak ada petugas dan posko penjagaan, di sepanjang jalan Raden Patah maupun Hos Cokroaminoto lainnya tetap saja ada tumpukan sampah berjajar di tengah jalan raya.

Kendati saat pagi hari menjelang siang, sampah-sampah yang berjajar itu akan diangkut oleh petugas kebersihan, tetapi tetap saja pembuangan sampah di malam hari itu menganggu kebersihan dan mencemari lingkungan kota.

Tidak hanya sampai di situ, polemik sampah berjajar di tengah jalan raya masih berlanjut dengan saling lempar tanggungjawab antara Pemerintah Kota Tangerang dan Pemerintah Kota Tangerang Selatan.

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, sampah yang menumpuk di sekitar Ciledug mayoritas ulah dari warga Kota Tangerang Selatan.

"Yang buang (sampah) itu kebanyakan yang dari Tangsel. Itu kan, lintasan Pondok Aren yang di Ciledug," ujar Arief kepada awak media di Gedung DPRD Kota Tangerang, Selasa (3/1/2023).

Baca juga: Pembuang Sampah di Jalan Raya Ciledug Disebut Rela Kehilangan KTP demi Hindari Sanksi

Pasalnya, berdasarkan data KTP yang disita dari tangan pelaku dapat diketahui bahwa sebagian besar oknum yang membuang sampah di Ciledug adalah warga Tangerang Selatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com