Alasan kedua adalah Jalan Raden Patah merupakan jalan perbatasan antara Kota Tangerang dan Tangerang Selatan.
Benar saja, berdasarkan pantauan Kompas.com, tidak jauh dari Pasar Lembang, terdapat tumpukan sampah di tengah jalan raya itu meski volumenya hanya sedikit.
Akan tetapi, titik-titik tumpukan sampah itu semakin banyak mendekati pasar, dan berujung paling banyak di dekat Kali Parung Serab.
Sampah yang berjajar di sana pun cukup bervariasi mulai dari sampah rumah tangga, perabotan, pakaian, tas dan lain sebagainya.
Usai foto dan video mengenai tumpukan sampah di tengah jalan, dekat jembatan Kali Parung Serab itu viral di media sosial dan diwartakan media massa, perhatian terhadap permasalahan ini kembali meningkat.
Pemerintah Daerah Kota Tangerang mulai melakukan berbagai upaya untuk mengatasi persoalan itu, salah satunya dengan membuat posko pantau pembuang sampah sembarangan di dekat Kali Parung Serab tersebut.
Posko tersebut dijaga oleh sekitar 10-15 orang yang tergabung dari Seksi Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat (Trantib) Kecamatan Ciledug, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Tangerang, serta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang.
Penjagaan posko pantau sampah itu dimulai pada Kamis (5/1/2023) lalu dan belum ditentukan akan berlangsung hingga kapan. Selain petugas, tersedia pula beberapa bentor pengangkut sampah di sana.
Penjagaan yang dilakukan itu hanya di sekitar 300 meter saja di Jalan Raden Patah tersebut, sisanya petugas hanya melakukan monitoring, dan hanya sampai pukul 01.00-02.00 WIB saja.
Alhasil, lokasi yang dijaga oleh para petugas memang benar-benar bersih dari sampah.
Akan tetapi, usai para petugas pulang dari posko pantau sekitar pukul 01.16 WIB, Senin (9/1/2023) pun sampah kembali terlihat di lokasi tersebut.
Baca juga: Bandelnya Pembuang Sampah di Tengah Jalan Ciledug, Kembali Kotori Jalanan Saat Pengawas Pulang
Seolah para pelaku pembuang sampah yang biasa membuang sampah di situ sengaja menunggu petugas penjaga posko pulang, agar mereka kembali leluasa membuang sampah di sana.
Sementara itu, karena tidak ada petugas dan posko penjagaan, di sepanjang jalan Raden Patah maupun Hos Cokroaminoto lainnya tetap saja ada tumpukan sampah berjajar di tengah jalan raya.
Kendati saat pagi hari menjelang siang, sampah-sampah yang berjajar itu akan diangkut oleh petugas kebersihan, tetapi tetap saja pembuangan sampah di malam hari itu menganggu kebersihan dan mencemari lingkungan kota.
Tidak hanya sampai di situ, polemik sampah berjajar di tengah jalan raya masih berlanjut dengan saling lempar tanggungjawab antara Pemerintah Kota Tangerang dan Pemerintah Kota Tangerang Selatan.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, sampah yang menumpuk di sekitar Ciledug mayoritas ulah dari warga Kota Tangerang Selatan.
"Yang buang (sampah) itu kebanyakan yang dari Tangsel. Itu kan, lintasan Pondok Aren yang di Ciledug," ujar Arief kepada awak media di Gedung DPRD Kota Tangerang, Selasa (3/1/2023).
Baca juga: Pembuang Sampah di Jalan Raya Ciledug Disebut Rela Kehilangan KTP demi Hindari Sanksi
Pasalnya, berdasarkan data KTP yang disita dari tangan pelaku dapat diketahui bahwa sebagian besar oknum yang membuang sampah di Ciledug adalah warga Tangerang Selatan.