Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Bharada E Memiliki Banyak Pendukung? Ini Kata Sosiolog UI

Kompas.com - 19/02/2023, 12:09 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E diketahui memiliki banyak pendukung fanatik. Pendukungnya itu dikenal dengan nama "Eliezer Angles"

Terdakwa kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) tersebut sukses memperoleh simpati publik usai menahbiskan dirinya sebagai justice collaborator dalam kasus pembunuhan Nofriansya Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang melibatkan eks Kadiv Propam Ferdy Sambo.

Sosiolog sekaligus Guru Besar FISIP Universitas Indonesia Paulus Wirutomo turut mengamini hal tersebut. Menurutnya, kesediaan Eliezer untuk membuka tabir soal teka-teki pembunuhan Brigadir J membuatnya memperoleh atensi dari publik.

"Publik melihat adanya nilai kejujuran dan keadilan di dalam diri Bharada E. Upaya kerasnya untuk membongkar kasus pembunuhan Brigadir J akhirnya membuat masyarakat membentuk gerakan sosial," ujar Paulus saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/2/2023).

Baca juga: Sidang Etik Bharada E, Polri Akan Libatkan Kompolnas

Kendati begitu, Paulus mengatakan, gerakan sosial tidak semata-mata muncul karena Bharada E adalah sosok yang jujur.

Adanya ketidakpercayaan publik terhadap lembaga kehakiman yang ada di Indonesia turut menyulut terbentuknya gerakan sosial atau kelompok pendukung Bharada E.

Masyarakat terlalu takut jikalau Bharada E tidak menerima balasan sepadan meski menjadi justice collaborator. Alhasil masyarakat secara tidak sadar mulai 'berdiri' di belakang Bharada E dan memberikan dukungan.

"Adanya tirani atau perbuatan seenaknya yang ditunjukan oleh beberapa lembaga di bidang hukum membuat hati nurani masyarakat tersentuh. Akhirnya masyarakat mulai membentuk kelompok dan datang ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan," kata Paulus.

"Gerakan atau kelompok ini tanpa sadar semakin besar dari waktu ke waktu. Mereka bahkan memiliki kekuatan mempengaruhi atau kontrol sosial. Mereka mencoba memberikan pengaruh sekaligus mendesak lembaga di bidang hukum supaya berperilaku adil kepada Bharada E," sambungnya.

Baca juga: Titip Pesan ke LPSK, Bharada E Berterima Kasih kepada Ayah-Ibu Yosua

Lebih lanjut, Paulus menilai kelompok pendukung Bharada E tidak akan membubarkan dirinya dalam waktu dekat meski vonis telah dibacakan.

Bharada E yang divonis 18 bulan penjara bakal terus mendapat kawalan hingga dirinya benar-benar kembali ke masyarakat.

Artinya selama Bharada E masih berurusan dengan pengadilan atau menghabiskan waktunya di balik jeruji besi, kelompok pendukungnya akan tetap setia mengawasi setiap lembaga yang bersentuhan dengan sosok Bharada E.

"Kalau Eliezer masih menjalani hukuman, saya kira masih belum berhenti. Aksi ini akan terus bergerak. Bahkan menurut pengamatan saya, kalau isu keadilannya masih terasa belum selesai, mereka akan terus berada di samping Eliezer," ungkap Paulus.

"Tapi nanti kalau sudah keluar, bisa jadi polisi lagi misal, mungkin pendukung Eliezer akan hilang dengan sendirinya. Namun hilangnya bertahap sesuai tingkat kefanatikan. Jadi sekian persen hilang duluan, sekian persen bertahan tapi tidak aktif, dan sekian persen masih aktif mendukung," ujarnya.

Baca juga: JPU Tak Banding Vonis Bharada E, Kuasa Hukum: Ini Mukjizat

Diketahui, Bharada E divonis satu tahun enam bulan penjara atas kasus kasus pembunuhan berencana Brigadir J.

Vonis terhadap Eliezer ini jauh lebih ringan daripada tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) pada Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Selatan. 

Jaksa sebelumnya menuntut Bharada E dengan pidana 12 tahun penjara. Beberapa hal yang meringankan Bharada E adalah statusnya sebagai justice collaborator atau saksi pelaku serta adanya permintaan maaf keluarga korban kepada Richard.

Vonis Richard juga sudah bisa dikatakan inkrah atau berkekuatan hukum tetap, lantaran pihak kuasa hukum Bharada E dan kejaksaan tidak melayangkan banding atas vonis hakim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com