Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Banjir Memang Menyusahkan, tapi Kami Lebih Pilih Kebanjiran daripada Digusur..."

Kompas.com - 23/02/2023, 23:11 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu pengurus RT 015 RW 003 Kelurahan Cawang, Aji, mengatakan bahwa warga di lingkungannya sudah terbiasa kebanjiran setiap tahunnya.

"Walau emang nyusahin, pas banjir itu di sini orang pada ngumpul keluar. Jadi rasa guyubnya ada," kata dia di Taman Harapan, Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (22/2/2023).

"Normalisasi (Ciliwung) ini untuk dampak lebih luas emang baik. Cuma, untuk masyarakat di sini lebih memilih kebanjiran daripada harus digusur," sambung Aji.

Baca juga: Warga Cawang: Walau Berat Hati, Kami Siap Digusur untuk Normalisasi Ciliwung, asal Ganti Ruginya Wajar...

Sebagai informasi, Taman Harapan di Kelurahan Cawang menjadi salah satu area yang terdampak pembebasan lahan untuk normalisasi Kali Ciliwung.

Ada beberapa RT di RW 003 yang terdampak pembebasan lahan, yakni RT 002, RT 004, RT 006, RT 007, RT 008, dan RT 015.

Aji berujar, yang paling banyak terdampak pembebasan lahan adalah warga di RT 015.

Baca juga: Warga Cawang yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Ogah Direlokasi ke Rusun

Seorang pemilik warung berinisial A menambahkan, ia menganggap banjir sebagai momen untuk mencuci rumah.

Adapun tempat tinggal A cukup dekat dengan bantaran Kali Ciliwung. Ia membangun rumahnya menjadi tiga lantai untuk mengantisipasi bencana alam itu.

"Anggap aja rumahnya lagi dicuci setiap kebanjiran," kata A di lokasi.

"Banjir enggak ngaruh ke barang-barang karena dinaikin ke atas semuanya, ke lantai dua atau lantai tiga," imbuh dia.

Baca juga: Kalau Ciliwung Sudah Dinormalisasi tapi Hulu Belum Beres, Tetap Saja Jakarta Banjir...

Aji mengatakan, rata-rata rumah di wilayahnya bertingkat. Ketika musim banjir tiba, warga setempat sudah bersiap-siap menaikkan barang-barang ke lantai atas.

Sementara itu, warga yang tinggal di rumah satu lantai biasanya mengungsikan barang-barang mereka ke lapangan.

"Lapangan biasanya dibuka (untuk mengungsikan barang). Barang biasanya ditutup terpal," jelas Aji.

"Paling kalau memang tetangga yang rumahnya bertingkat, di lantai atas-atasnya masih muat, yang terdampak nitip barang dulu sih," imbuh dia.

Baca juga: Normalisasi Ciliwung, Heru Budi Akui Ada Bidang Lahan yang Belum Dibebaskan

A menambahkan, terkadang orang-orang hanya mengungsikan barang-barang penting. Sementara itu, barang-barang seperti bangku dan meja biasanya dibiarkan terendam banjir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com