Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Buat Kumuh, PKL di Belakang RS Tarakan Ditertibkan Satpol PP

Kompas.com - 28/02/2023, 10:55 WIB
Xena Olivia,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menertibkan pedagang kaki lima (PKL) di belakang Rumah Sakit Tarakan, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (28/2/2023) pagi.

"Penertiban pada pagi hari ini adalah terkait dengan adanya pengaduan masyarakat di RS Tarakan bagian belakang banyak PKL, pedagang makanan maupun minuman," kata Kepala Satpol PP Tumbur Parluhutan Purba.

Purba mengatakan bahwa aduan tersebut harus ditindaklanjuti karena membuat kota terlihat kumuh.

"Kita harus tindaklanjuti mengingat juga beautifikasi kota terlihat kumuh," tutur dia.

Baca juga: Kebakaran di Tanah Abang, Kelalaian Matikan Kompor Bikin 87 Bangunan Luluh Lantak...

Menjelang bulan Ramadhan, Purba juga mengatakan bahwa Satpol PP memang memiliki agenda untuk menertibkan PKL.

"Menjelang bulan puasa, kita harus tertibkan dulu. Mengingat kita memang arahan dari pimpinan harus melakukan pembersihan terhadap PKL," pungkasnya.

Saat Kompas.com ke lokasi, hanya ada satu pedagang bernama Ali (52) yang sedang mempersiapkan area dagangnya.

Satpol PP menarik paksa kayu-kayu yang dipaku ke tembok, lalu dikumpulkan ke mobil pickup.

Ali tidak memberontak saat penertiban itu berlangsung. Dirinya mengaku menerima dan tidak mau memikirkan.

Baca juga: Kemurahan Hati Warga di Tengah Banjir Cipondoh, Bantu Perbaiki Motor Mogok Tanpa Patok Tarif...

"Terima saja. Saya enggak mau pikirin. Berarti masanya (berdagangnya) sudah habis," tuturnya.

Selain area belakang Tarakan, Satpol PP juga mensterilkan area Kebon Kelapa, Gambir, Jakarta Pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com