Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Deddy Herlambang
Pengamat Transportasi

Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (INSTRAN)

Larangan Impor Kereta Bekas Jepang dan Krisis Sarana KRL

Kompas.com - 28/02/2023, 15:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEPERTI diberitakan di beberapa media bahwa PT KAI commuter Indonesia (KCI) akan defisit sarana kereta rel listrik (KRL) bila tanpa pergantian sarana KRL baru.

VP Corporate Secretary KAI Commuter (KCI) Anne Purba mengatakan, impor KRL bekas bukan untuk penambahan rangkaian KRL, melainkan guna penggantian (replacement) kereta lama.

Hal ini sebagai respons Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang melarang impor KRL bekas untuk mendukung Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), 27 Februari 2023.

Saya sebagai pangguna KRL rutin memohon kepada Kementerian Perindustrian yang masih melarang impor KRL bekas dari Jepang untuk meninjau kembali kebijakannya.

Demand perjalanan KRL yang tinggi sangat membutuhkan supply sarana KRL baru atau bekas untuk peremajaan sarana KRL.

Tiap rush time pagi atau sore, kondisi kereta penuh sesaknya, berhimpitan sesama penumpang bagai “ikan pepes”. Sesaknya penumpang tersebut mengakibatkan kenyamanan penumpang terganggu karena kurangnya sarana KRL.

Perjalanan KRL saat ini beroperasi dengan jumlah rangkaian sarana KRL masih sangat terbatas. Di lintas Bogor masih ada beberapa rangkaian yang masih Stamformasi 8 (SF8) atau jumlah kereta dalam 1 rangkaian hanya 8 unit. Sementara idealnya SF12.

Sementara di Lintas Serpong/Rangkasbitung masih menggunakan SF10, idealnya SF12.

Khusus di lintas Serpong/Rangkasbitung perjalanan KRL tidak dapat ditambah lagi karena menggunakan sinyal petak jalan, bukan sinyal block penuh seperti lintas Bekasi dan Bogor yang headway bisa tiap 5 menit KRL berangkat.

Dalam persoalan ini di lintas Serpong/Rangkasbitung headway paling cepat selisih 10 menit KRL berangkat.

Untuk lintas Serpong, bila tidak dapat menambah jumlah perjalanan KRL, sebaiknya tetap menambah sarana KRL dari SF10 menjadi SF12.

Sampai opini ini ditulis, rencananya PT KCI akan menandatangani MoU kontrak dengan PT INKA (Persero) pada Maret 2023, untuk menambah 16 rangkaian KRL baru. INKA akan mengirimkan KRL baru tahun 2025-2026.

Sesuai info KCI, berkenaan dengan usia ekonomis dan ketahanan sarana KRL, maka akan ada 10 rangkaian KRL diganti pada 2023 dan 19 rangkaian KRL diganti pada 2024. Berarti ada 29 rangkaian KRL yang akan dipensiunkan sehingga perlu pergantian sarana KRL.

Jika produk baru INKA akan tiba sekitar 2025-2026, maka sekitar 2 tahun tidak ada peremajaan KRL.

Maka diperlukan sarana KRL bekas untuk peremajaan. Jangan sampai kita krisis sarana KRL akibat kebijakan yang tidak berpihak pada pelayanan publik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com