Kita bersaing dengan Philipina untuk mendapatkan KRL bekas dari Jepang. Beberapa operator KRL di Jepang sudah menyiapkan KRL bekasnya untuk dibawa ke Indonesia.
Bagi Jepang memberikan KRL bekas kepada negara lain lebih menguntungkan daripada dibesituakan (scrapped) yang biayanya lebih mahal.
Jika Pemerintah Jepang lebih memilih memberikan kepada Indonesia, sebenarnya tetap menguntungkan kita.
KRL Jepang didesain untuk jangka waktu sampai 50 tahun. Kenyataanya Jepang hanya mengoperasikan KRL sesuai nilai ekonomis 25 tahun.
Ketika KRL bekas tersebut tiba di Indonesia sebagai BMTB, maka masih bisa dioperasikan selama 25 tahun lagi.
Namun operator KRL dalam hal ini KCI lebih memilih untuk pensiunkan KRL 40-45 tahun dari usia produksi sehingga masih ada waktu 15-20 tahun lagi untuk mengoperasikan KRL bekas dari Jepang tersebut di Indonesia.
Sampai saat ini KCI mengoperasikan sarana bekas dari Jepang yang terbukti masih baik secara reliability. Eksisting KRL bekas masih beroperasi dan berfungsi dengan normal melayani perjalanan KRL Jabodetabek.
Bila membeli sarana KRL baru tentunya akan ada perubahan struktur tarif kerena ada depresisasi aset sarana KRL minimal 25 tahun.
Artinya jika tidak ada perubahan tarif publik, maka otomatis akan manambah PSO yang besar. Masyarakat khawatir bila KCI membeli KRL baru, maka tarif KRL akan naik.
Sebaiknya kran impor KRL bekas dari Jepang tetap diizinkan untuk replacement di samping KAI/KCI tetap membeli KRL sarana KRL baru dari INKA.
Dengan demikian, tarif KRL bagi penumpang tidak terbebani dengan biaya depresisi tinggi struktur tarif KRL yang mahal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.