JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap hari selama bulan Ramadhan, Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, membagikan ribuan makanan buka puasa bagi para jemaah.
Kepala Bidang Penyelenggara Peribadatan sekaligus Ketua Panitia Amaliyah Ramadhan 1444 Hijriah Bukhori mengatakan, pihak masjid bekerja sama dengan 10 vendor berbeda untuk menyiapkan menu buka puasa berupa nasi boks tersebut.
“Kami sudah menggaet 10 vendor katering dengan ketentuan yang sudah kami tetapkan. Sudah pasti halal untuk jenis makanannya, higienisnya. Kami juga sudah survei ke dapurnya,” kata Bukhori saat diwawancarai Kompas.com, Senin (27/3/2023).
Baca juga: Ngabuburit di Masjid Istiqlal, Ada Tausiyah Agama hingga Takjil
Selain itu, Masjid Istiqlal juga terbuka apabila warga mau memberikan donasi, baik itu berupa uang ataupun makanan jadi.
“Kami utamakan uang cash atau transfer karena kalau makanan jadi, kami sudah tetapkan sesuai ketentuan. Tapi, kalau jemaah misal maunya nyumbang makanan jadi, ya kami terima juga,” jelas Bukhori.
Bukhori menuturkan, pengurus masjid selalu berupaya agar para jemaah membawa pulang sesuatu setelah datang ke Masjid Istiqlal.
“Kami juga (upayakan) supaya yang datang tidak sama sekali tidak dapat. Kalau ada kurma atau minuman dari jemaah, kami bagikan. Minimal membatalkan puasa, contoh dengan kopi luwak botolan,” tutur dia sambil terkekeh.
Baca juga: Saat Satpol PP DKI Rekrut 1.200 “Intel” Selama Ramadhan, Ini Tugas-tugasnya...
Kegiatan berbagi takjil dan menu buka puasa itu, kata Bukhori, merupakan upaya agar rahmat Allah saat Ramadhan dapat dirasakan oleh banyak orang.
“Ramadhan itu bulan penuh rahmat. Rahmat Allah itu biar dirasakan oleh banyak orang. Kami sebagai lembaga masyarakat yang bergerak di bidang keagamaan, tentu kami harus peduli ke sana,” ujar dia.
“Kami menjadikan contoh bahwa kami peduli pada masyarakat. Untuk sama-sama merasakan bahwa Istiqlal itu kehadirannya ada manfaatnya bagi umat,” tambah dia.
Selain itu, Bukhori juga berharap agar Masjid Istiqlal dapat menjadi contoh dalam mengelola peribadahan.
“Yang paling penting, kami Istiqlal memosisikan diri sebagai masjid contoh dalam mengelola peribadahan dan akidah jadi moderat. Kalau ada yang salah menafsirkan islam itu ekstrem atau apa, itu yang kurang tepat,” tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.