JAKARTA, KOMPAS.com - Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada UGM), Andreas Budi Widyanta mengatakan, maraknya tawuran yang melibatkan para remaja saat Ramadhan karena tidak ada ruang untuk menyalurkan adrenalin.
Pria yang akrab dipanggil Abe ini menilai ruang untuk menyalurkan bakat baik yang ada di keluarga, sekolah, dan lingkungan rumah menjadi salah satu upaya pencegahan kenakalan remaja.
"Di mana mereka melakukan praktik tawuran di jalan karena tidak ada ruang leluasa atau space mereka untuk menyalurkan adrenalin," kata Abe saat dihubungi, Senin (28/3/2023).
Baca juga: Momentum Libur Ramadhan Disebut Picu Maraknya Tawuran Remaja, Sosiolog: Banyak Waktu Luang
"Karena di luar tidak ada tempat, di sekolah tidak ada tempat di masyarakat apalagi tidak ada tempat ya di jalan," sambung Abe.
Menurut Abe, meredam aksi kenakalan remaja ini tidak bisa jangka pendek. Pembenahannya dapat dilakukan di sekolah.
"Ini untuk punya pendidikan karakter yang mampu menumbuhkembangkan talenta yang mereka punya. Perlu juga ada pembenahan sistem pembenahan kehidupan kita bersama dalam tata aturan," ucap Abe.
Untuk diketahui, tawuran antarkelompok yang dilakukan para remaja terjadi di sejumlah wilayah Jakarta. Mereka membekali diri dengan senjata tajam.
Tawuran terjadi sejak memasuki awal Ramadhan. Bahkan ada satu kasus di antara peristiwa tawuran tersebut memakan korban jiwa.
Baca juga: Marak Tawuran Remaja Saat Ramadhan, Sosiolog: Matinya Pendidikan Karakter
Terbaru, upaya aksi tawuran dilakukan para remaja terjadi di Jalan di Jalan Durian Raya RT 006 RW 04, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (24/3/2023) malam.
Ada 15 remaja yang diamankan oleh Polsek Jagakarsa. Mereka umumnya merupakan masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Dari salah satu remaja yang ditangkap, polisi menyita satu senjata tajam jenis sangkur.
Setelah dibina, para pelaku tawuran di bawah umur itu telah diizinkan pulang ke rumah. Mereka dijemput oleh orangtua masing-masing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.