Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kepala Puskesmas soal Jumlah Dokter Spesialis Anak yang Tak Sebanding dengan Kasus "Stunting"

Kompas.com - 04/04/2023, 15:43 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Puskesmas Sunter Jaya II, Artika T mengungkapkan hal tersulit bagi tenaga kesehatan untuk menekan angka tengkes atau stunting.

Menurut Artika, salah satu faktornya adalah kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya dokter spesialis anak dalam menangani stunting pada balita.

"Mungkin karena dokter spesialis anak ya, itu yang kami masih, masih agak susah," kata Artika saat ditemui Kompas.com di Puskesmas Sunter Jaya II, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Senin (3/4/2023).

"Kalau seandainya mereka… bagaimana ya, cepat kali ya, eh bukannya enggak cepat, cuma dokter spesialis anak itu jumlahnya berapa dibandingkan berapa yang terdiagnosa (stunting)," ungkap Artika melanjutkan.

Baca juga: Curhat Ibu dengan Balita Stunting, Tidak Mau Ambil Pusing Supaya Tidak Parno

Dengan kurangnya dokter spesialis anak, Artika menjelaskan, tidak sedikit anak yang dirujuk dari puskesmas tidak langsung mendapatkan penanganan.

"Angka SDM itu yang sedikit. Sementara, ini (balita stunting) lagi banyak-banyak, mau dirujuk-rujukin. Mereka (dokter spesialis anak) kasih jadwalnya cepat. Tapi enggak langsung brek (sekaligus)," tutur Artika.

Ahli Gizi Puskesmas Sunter Jaya II, Hillga Tiara Dewi pun meminta agar setiap ibu tidak menyepelekan layanan kesehatan yang diberikan di posyandu.

Meski terlihat sepele seperti menimbang berat dan mengukur tinggi anak, nyatanya hal tersebut menjadi salah satu faktor penting untuk melihat gejala stunting pada balita.

Baca juga: BKKBN: Sebelum Ada Perpres, Pengentasan Stunting Belum Jadi Prioritas Kepala Daerah

"Dari sana (posyandu), kami bisa melihat, balita-balita mana saja yang dicurigai akan jatuh ke stunting dengan melihat pertumbuhan," kata Hillga dalam kesempatan yang sama.

“Memang (datang ke posyandu) kelihatannya sepele. Datang, ditimbang, dan diukur. Tetapi kan sebenarnya tidak,” ucap Hillga melanjutkan.

Setelah dari data posyandu dicurigai balita mengarah ke stunting karena tidak ada pertumbuhan, petugas akan menyarankan ibu untuk berkonsultasi gizi di puskesmas.

Ketika puskesmas menyimpulkan hal yang sama seperti posyandu, mereka akan merujuknya ke dokter spesialis anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com