Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Pengobatan Ida Dayak yang Diburu Orang, Pengamat: Tak Berkaitan dengan Kegagalan Sistem Kesehatan

Kompas.com - 07/04/2023, 15:16 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat sosial Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati, menilai pengobatan alternatif Ida Dayak tak berkaitan dengan kegagalan sistem kesehatan negara.

Menurut dia, salah satu alasan masyarakat pilih pengobatan alternatif karena eklektik, yaitu kebiasaan orang yang memadukan pendekatan apa pun atas nama kesehatan.

"Jadi, ini tidak ada hubungannya dengan kegagalan sistem negara. Sama sekali tidak. Karena bahkan di luar negeri pendekatan alternatif ini menjadi bagian kesehatan pelengkap atau complementary," kata Devie, kepada Kompas.com, Jumat (7/4/2023).

Bahkan, kata Devie, cara pengobatan ini juga sudah dipelajari sistemnya secara ilmiah sehingga bisa ditemukan polanya. Ujungnya, kata dia, apa yang baik dari pendekatan pengobatan Ida Dayak tidak akan berhenti di situ dan dipelajari oleh orang lain.

Baca juga: Ribuan Orang Berburu Pengobatan Ida Dayak, Pengamat: Masih Ada Fasilitas Kesehatan yang Belum Memadai

"Sama seperti penelitian soal jamu, jadi tidak hanya berakhir pada seseorang karena metode ilmiahnya sudah ditemukan sehingga bisa dipasarkan dan digunakan oleh siapa pun," kata Devie.

"Ini yang terjadi di barat bagaimana pendekatan alternatif digunakan sebagai pelengkap upaya kesehatan setiap orang yang kemudian dipelajari, disusun melalui langkah ilmiah lalu menjadi pelengkap sempurna," ujar Devie melanjutkan.

Seperti diketahui, ribuan orang tumpah ruah di area lapangan Kostrad Cilodong, Depok, pada Senin (3/4/2023), sejak pagi hari.

Mereka sengaja hadir untuk menjalani pengobatan alternatif Ida Dayak. Namun, pelaksanaan pengobatan alternatif itu terpaksa dibatalkan karena massa terlalu padat dan berujung ricuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com