Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Sopir Taksi “Online” Tewas Tertabrak di Tol Jagorawi, Diduga Diracuni, Dirampok lalu Ditinggal

Kompas.com - 14/04/2023, 04:15 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang sopir taksi online bernama Suprapto (46) tewas tertabrak di Jalan Tol Jagorawi Kilometer 11 di Cipayung, Jakarta Timur, pada Senin (20/3/2023) lalu.

Berdasarkan temuan polisi, pria tersebut merupakan korban perampokan yang telah diracun terlebih dahulu oleh pelaku sebelum meninggalkannya di jalan tol.

Suprapto yang ditinggal dalam kondisi lemah kemudian tertabrak saat ia tengah berjalan di Tol Jagorawi.

”Ini adalah perampokan sopir online dengan modus membawa sopir berjalan dulu, diajak makan, lalu makanan dikasih kecubung. Efek kecubung membuat orang tidak sadar,” ujar Kepala Subdirektorat Reserse Mobile Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Ajun Komisaris Besar Titus Yudho Uly, Kamis (13/4/2023).

Baca juga: Tak Terima Ditegur karena Merokok, Seorang Pria Mengamuk ke Petugas KRL di Stasiun Sudirman

“Ketika orang tersebut tidak sadar, diturunkanlah orang ini di rest area Cibubur, kemudian ditinggalkan. Ketika ditinggalkan di jalan tol, korban tertabrak,” tutur Titus.

Ini merupakan modus yang baru ditemui polisi. Penyelidikan kasus ini membutuhkan waktu cukup lama karena polisi harus menerapkan investigasi secara saintifik dengan melibatkan kedokteran forensik.

"Kami berkoordinasi juga dengan kedokteran forensik untuk memeriksa apakah korban ini benar-benar meninggal karena tertabrak atau karena racunnya, apakah teracun dulu sebelum tertabrak. Makanya, untuk memastikan ini, penyelidikan kami membutuhkan waktu,” tuturnya.

Baca juga: Lawan Arus di Jalan Raya Bogor, Mobil Pikap Tabrak Pengendara Motor hingga Tewas

Polisi juga telah melakukan penyelidikan dengan memeriksa beberapa saksi dan kamera pengawas CCTV.

Pelaku diduga berjumlah dua orang dan saat ini masih dalam pengejaran.

Pelaku sebelumnya sudah pernah menggunakan jasa taksi online Suprapto dengan memesan lewat aplikasi resmi.

Setelah itu, pelaku pun meminta nomor telepon pribadi Suprapto agar selanjutnya bisa langsung menghubungi jika memerlukan jasa taksi online.

"Pemesanan kedua dan ketiga lewat medsos atau WhatsApp pribadi. Membuat si pelaku tidak terdeteksi di aplikasi," ujar Titu.

Dari hasil penyelidikan, pelaku juga beberapa kali menghubungi korban untuk membuatnya yakin dan percaya ketika disewa jasanya tanpa melalui aplikasi resmi.

"Itu Kemudian membuat juga korban merasa percaya dulu karena sudah sering berinteraksi," kata Titus.

(Penulis : Tria Sutrisna/ Editor : Irfan Maullana)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com