JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian masyarakat memilih mudik Lebaran dengan naik bus karena harga tiketnya yang lebih murah.
Mereka berbondong-bondong ke terminal untuk segera pulang ke kampung halaman.
Momen seperti ini tidak hanya menguntungkan bagi sopir bus lantaran dapat mengejar setoran. Namun, pedagang dan pengamen juga kerap memasuki bus untuk mencari peruntungan dari penumpang.
Nanang (60), salah satu sopir bus di PO Lana Jaya, menceritakan, ada pengalaman kurang menyenangkan terkait pedagang dan pengamen yang ia jumpai saat momen mudik Lebaran.
Baca juga: Tetap Bekerja Saat Lebaran, Sopir Bus PP Malah Senang Bisa Pulang Kampung Terus
"Pencopetan kalau momen Lebaran di bus ini jarang, kecuali pedagang atau pengamen yang suka pada maksa penumpang untuk ngasih uang," ucap dia di Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (16/4/2023).
Nanang sudah bekerja sebagai sopir bus di perusahaan itu selama 25 tahun.
Sepanjang kariernya, ia sempat bertengkar dengan pengamen yang memaksakan kehendak.
Terkadang, ucap Nanang, saat penumpang enggan memberi uang, ada pengamen yang masih menyodorkan wadah untuk menarik uang.
Baca juga: Penumpang Bus Masih Belum Pulih sejak Covid-19, Masih Sedikit
Nanang menceritakan, ada satu waktu ketika anak seorang penumpang hampir dipukuki oleh pengamen karena hal tersebut.
Ibunya pun meminta tolong kepada Nanang untuk melerai mereka.
"Tentunya awak bus enggak mungkin diem aja lihat penumpang digituin. Akhirnya saya tolongin. Saya bilang udah enggak usah dipaksa, tapi dia malah marah-marah," ungkap Nanang.
Pada saat itu, pengamen tersebut membela diri dengan mengatakan bahwa ia harus mencari uang untuk makan.
Nanang mengerti akan hal itu. Namun, ia menegaskan, pemaksaan terhadap penumpangnya untuk memberikan uang tidak boleh dilakukan.
"Sekarang setiap ada yang ngamen atau dagang, saya bilang dulu sebelum mereka naik. Kalau penumpang enggak mau kasih uang atau beli dagangannya, ya jangan dipaksa," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.