Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sopir Bus Hadapi Pedagang dan Pengamen yang Memaksa Minta Duit ke Penumpang

Kompas.com - 17/04/2023, 07:11 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian masyarakat memilih mudik Lebaran dengan naik bus karena harga tiketnya yang lebih murah.

Mereka berbondong-bondong ke terminal untuk segera pulang ke kampung halaman.

Momen seperti ini tidak hanya menguntungkan bagi sopir bus lantaran dapat mengejar setoran. Namun, pedagang dan pengamen juga kerap memasuki bus untuk mencari peruntungan dari penumpang.

Nanang (60), salah satu sopir bus di PO Lana Jaya, menceritakan, ada pengalaman kurang menyenangkan terkait pedagang dan pengamen yang ia jumpai saat momen mudik Lebaran.

Baca juga: Tetap Bekerja Saat Lebaran, Sopir Bus PP Malah Senang Bisa Pulang Kampung Terus

"Pencopetan kalau momen Lebaran di bus ini jarang, kecuali pedagang atau pengamen yang suka pada maksa penumpang untuk ngasih uang," ucap dia di Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (16/4/2023).

Nanang sudah bekerja sebagai sopir bus di perusahaan itu selama 25 tahun.

Sepanjang kariernya, ia sempat bertengkar dengan pengamen yang memaksakan kehendak.

Terkadang, ucap Nanang, saat penumpang enggan memberi uang, ada pengamen yang masih menyodorkan wadah untuk menarik uang.

Baca juga: Penumpang Bus Masih Belum Pulih sejak Covid-19, Masih Sedikit

Nanang menceritakan, ada satu waktu ketika anak seorang penumpang hampir dipukuki oleh pengamen karena hal tersebut.

Ibunya pun meminta tolong kepada Nanang untuk melerai mereka.

"Tentunya awak bus enggak mungkin diem aja lihat penumpang digituin. Akhirnya saya tolongin. Saya bilang udah enggak usah dipaksa, tapi dia malah marah-marah," ungkap Nanang.

Pada saat itu, pengamen tersebut membela diri dengan mengatakan bahwa ia harus mencari uang untuk makan.

Nanang mengerti akan hal itu. Namun, ia menegaskan, pemaksaan terhadap penumpangnya untuk memberikan uang tidak boleh dilakukan.

"Sekarang setiap ada yang ngamen atau dagang, saya bilang dulu sebelum mereka naik. Kalau penumpang enggak mau kasih uang atau beli dagangannya, ya jangan dipaksa," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com