JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum AG (15), Mangatta Toding Allo membeberkan sejumlah alasan yang dapat menunjukkan bahwa kliennya bukanlah pihak yang turut serta merencanakan penganiayaan berat Mario Dandy Satrio (20) terhadap D (17).
Pertama, pada hari penganiayaan terjadi, yakni Senin, 20 Februari 2023, AG tidak pernah menginisiasi pertemuan Mario Dandy dengan D.
"AG tidak pernah tahu bahwa akan ada pertemuan (antara Mario Dandy dengan D) hari itu," ujar Mangatta dalam wawancara khusus dengan Kompas.com, Kamis (4/5/2023).
Sebab pada hari itu, AG sejatinya berencana melakukan perawatan wajah bersama sang ibunda di salah satu pusat perbelanjaan Bintaro, usai pulang dari sekolah.
Baca juga: Mario Dandy Disebut Paksa AG Tonton Penganiayaan D
Rencana itu disebut bukan spontan, melainkan memang sudah terjadwal sebelumnya dengan tempat penyedia perawatan wajah.
Namun rupanya, ibunda AG tak bisa ikut. Sang ibunda hendak mengantar ayah AG menjalani terapi akupuntur untuk mengobati sakit stroke-nya.
"Siang hari, AG chat ibunya, 'Ma, kita mau facial, jadi atau tidak?' Mama-nya bilang, 'oke saya cek dulu jadwalnya sama Papa. Karena Papa mau akupuntur'. Akhirnya Mama-nya cek jadwal, ternyata (akupuntur) harus hari itu sehingga Mama-nya membatalkan (facial dengan AG)," papar Mangatta.
Kemudian, AG berkomunikasi dengan tantenya. AG memintanya untuk menemani perawatan wajah. Rupanya, sang tante juga tak bisa karena ada kesibukan.
Saat pulang sekolah, AG barulah mengetahui bahwa Mario Dandy datang menjemput menggunakan mobil Rubicon hitam berpelat nomor B 120 DEN.
Baca juga: Kuasa Hukum Sebut AG Merokok Saat D Lakukan Sikap Tobat, Bukan Ketika Mario Dandy Pukul Korban
Mario Dandy sempat mengantar AG pulang untuk ganti baju, kemudian mengantarnya ke tempat perawatan wajah, hingga akhirnya pertemuan Mario Dandy dengan D berujung penganiayaan berat terjadi pada malam harinya.
"Jadi di hari itu, kami lihat AG tidak berencana untuk (bertemu) D. Karena kalau Mama-nya ikut facial, maka tidak akan ada kejadian ini," ujar Mangatta.
Kedua, sebagaimana yang telah disampaikan dalam sidang tingkat pertama di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Mangatta menyebutkan, Mario Dandy sengaja bolos dari tempat magangnya pada hari penganiayaan itu.
Mario Dandy malah menjemput AG di sekolah dan melakukan aktivitas bersama-sama seharian, termasuk penganiayaan berat terhadap D.
Mangatta mengatakan pada saat dijemput oleh Mario Dandy di sekolah, bahkan AG tidak mengetahui kekasihnya itu akan mendatangi D pada malam harinya untuk menganiaya.
Baca juga: Pihak AG Laporkan Mario Dandy Atas Tindak Pencabulan ke Polda Metro Jaya, Tapi Selalu Ditolak
"Karena pada saat tahu Mario Dandy menjemput, AG chat ke Mama-nya, 'Mama nanti aku diantar pulang sama Dandy ya'," ujar Mangatta.