Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Saatnya Polisi Tinggalkan Cara Represif untuk Basmi Narkoba di Kampung Bahari

Kompas.com - 11/05/2023, 11:07 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadikan Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, sebagai sasaran penggerebekan oleh polisi dinilai sudah tak mempan untuk basmi sarang narkoba di sana.

Buktinya, polisi dibuat kalang kabut dan menarik diri akibat serangan balik dari sekelompok orang saat razia pada Senin (8/5/2023) lalu, baik itu dengan lemparan batu, kayu, bahkan petasan.

Sosiolog dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rakhmat Hidayat, mengatakan sudah saatnya polisi tidak menggunakan cara represif seperti itu lagi.

Baca juga: Misteri Sosok Penyerang Polisi Setiap Kali Kampung Bahari Digerebek, Bukan Warga Asli Setempat?

"Pendekatan dominan ini sudah salah sejak awal, yaitu pendekatan represif, operasi, razia, dan sebagainya," ucap Rakhmat kepada Kompas.com, Kamis (11/5/2023).

Menurut Rakhmat, pendekatan represif itu selamanya akan dianggap sebagai serangan dari kepolisian kepada mereka yang berada dalam jaringan itu.

"Jaringan itu merasa pendekatan itu sebagai ajakan perang. Apalagi kalau mereka sudah kuat, memiliki jaringan, terlembagakan secara masif," ucap Rakhmat.

Rakhmat berpandangan, bisnis barang haram itu sudah mengakar di sana sebagai suatu sumber kehidupan bagi sebagian masyarakat di sana.

Setiap tindakan represif polisi itu akan dimaknai sebagai perlawanan terhadap lumbung ekonomi mereka, terlebih bagi kelompok prasejahtera di Kampung Bahari.

"Akhirnya ini hanya akan menjadi satu pola akibat dari tindakan polisi yang menghasilkan perlawanan dari jaringan itu yang akan berlangsung terus menerus," tutur Rakhmat.

Baca juga: Sulitnya Menembus Benteng Pertahanan di Kampung Narkoba Bahari, Polisi Sampai Menarik Diri

Tak hanya tanggung jawab tunggal polisi

Rakhmat sepakat bahwa segala bentuk tindakan kejahatan harus ditindak secara tegas dan hukum harus ditegakkan. Tindakan pengamanan polisi tidak bisa ditinggalkan begitu saja.

Namun, kata Rakhmat, perlu ada pendekatan ekonomi, sosial, dan budaya sebagai strategi secara simultan dan paralel yang diterapkan pada warga Kampung Bahari.

"Perlu melibatkan pihak ketiga yang bisa menjadi fasilitator dan pendamping untuk masuk ke lingkungan mereka, misalnya kelompok anak muda atau tokoh masyarakat yang lebih netral dan bisa melakukan pendekatan dialogis," kata Rakhmat.

Rakhma melihat, cara-cara seperti itu belum dilakukan di Kampung Bahari. Jika pun sudah, kata dia, penerapannya belum maksimal. "Saya lihat perlu diaktifkan kembali pendekatan ini," kata dia.

Baca juga: Kenapa Peredaran Narkoba di Kampung Bahari Tak Kunjung Usai? Ini Kata Polisi

Ada ancaman jaringan lebih besar

Kepala Polres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Gidion Arif Setyawan mencurigai jerat narkoba telah mengintai kehidupan warga prasejahtera di Kampung Bahari.

Hal ini yang diduga menjadi salah satu penyebab pemberantasan narkoba di kawasan tersebut tak kunjung berhasil.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com