Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Harus Bayar UKT Rp 15 Juta, Maba UI: Jangan Patokan Slip Gaji Saja

Kompas.com - 19/06/2023, 14:04 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak sedikit yang mengeluhkan soal mahalnya UKT (Uang Kuliah Tunggal) yang harus dibayar mahasiswa baru usai dinyatakan lulus Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) Universitas Indonesia (UI).

Seperti yang dirasakan salah satu siswi SMA Negeri 3 Jakarta bernama Sabrina Syifa ini. Setelah berhasil menembus ketatnya persaingan SNBP UI 2023, Sabrina berhasil masuk di jurusan Sastra Prancis, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI pada Maret lalu.

Namun, kini ia justru kebingungan, lantaran UKT yang didapat cukup jauh dari perkiraan dana yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Baca juga: Curhat Maba UI Harus Bayar UKT Rp 15 Juta Per Semester: Mahal Banget, Akhirnya Banding

"Dapat nominal UKT Rp 15 juta, nominal UKT-ku cukup jauh dari perkiraan dana yang sudah aku sisipkan," ujar Sabrina saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/6/2023).

Keberatan akan nominal UKT yang harus dibayar, ia pun mengajukan banding untuk pengurangan UKT.

Bahkan, kata dia, di laman pengumuman UKT tidak ada pilihan mengajukan banding untuk penurunan UKT.

Hanya ada pilihan untuk 'melihat nominal cicilan' dan 'ajukan pertanyaan'.

"Karena aku keberatan dengan nominal segitu, aku pilih opsi 'ajukan pertanyaan' sebagai bentuk keberatan aku dari nominal yang ditentukan," kata dia.

Baca juga: Warganet Sebut Biaya Daftar Kuliah di UI Mahal, Apa Kata Pihak Kampus?

Namun, walau sudah mengajukan pertanyaan, hingga saat ini ia belum mendapat lampu hijau, dan masih menunggu pengumuman final UKT pada 20 Juni 2023.

"Dari pihak UI merespons sangat lama dan enggak ada lampu hijau dari mereka. Sampai dua kali aku ajukan pertanyaan, baru mereka kasih respons akan mempertimbangkan penurunan biaya UKT aku," tutur Sabrina.

Soal mahalnya UKT ini, kata Sabrina, orangtuanya juga mengaku keberatan dan menyarankan banding UKT, setidaknya 50 persen berkurang dari nominal saat ini.

Orangtua Sabrina menilai, UKT Sabrina saat ini sangat timpang bila berkaca dari uang kuliah kakak Sabrina yang juga berkuliah di UI, jurusan Sastra Jepang tahun 2018.

"Zaman kakakku kuliah di UI 2018, penentuan UKT masih sesuai dengan biaya penghasilan ayah saya. UKT kakak saya hanya Rp 5 juta," jelasnya.

Baca juga: KPU DKI Temui Heru Budi dan Ketua DPRD, Bahas Tahapan Pemilu 2024

Adapun ayah Sabrina saat ini bekerja sebagai karyawan swasta dengan rentang penghasilan Rp 18-20 juta per bulan.

Kendati begitu, Sabrina berkata, pengeluaran keluarganya juga terbilang besar lantaran harus menanggung kebutuhan keluarga lainnya, alias generasi sandwich.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com