BEKASI, KOMPAS.com - Lurah Bintara Achmad Supriatna memastikan akan menutup tempat pembuangan sampah (TPS) liar di Jalan Bintara Jaya, Kelurahan Bintara, Bekasi Barat.
Penutupan akan dilakukan bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi.
"Nanti itu (penutupan) dikoordinasikan ke Dinas LH. Itu kapasitas LH. Yang jelas, saya sudah koordinasikan ke LH, nanti ada armada yang masuk ke sana," ucap Achmad, Jumat (23/6/2023).
Baca juga: Polemik Gunung Sampah di Bintara, Pemilik Lahan: Kalau Mau Ditutup, Silakan
Penutupan TPS itu diklaim juga sudah mendapat dukungan dari warga. Dukungan itu didapat karena warga merasa sudah terganggu dengan keberadaan sampah tersebut.
"Jadi, di Kelurahan Bintara itu dari empat RT yang terdampak, sudah membuat surat dukungan untuk penutupan TPS ilegal itu. 140 warga dukung TPS ilegal dipindahkan," ucap Achmad.
Sementara itu, pemilik lahan dari TPS liar, yakni Danil Adha, mempersilakan apabila TPS liar itu akan ditutup.
Namun, penutupan juga harus diiringi dengan solusi dari Pemkot Bekasi.
Baca juga: Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Akan Dibangun di Depok, Anggarannya Rp 70 Miliar
Sebab, kata Danil, warga di lingkungan sekitar sana tidak mempunyai TPS resmi agar sampah bisa dikelola dengan baik.
"Ditutup, tapi cari solusi. Diarahkan ke mana buangnya, dicarikan solusi," ucap dia.
Keberadaan gunung sampah yang sudah bertahun-tahun itu pun dianggap Dahnil sebagai bentuk tindakan Pemkot yang lambat. Karena hingga kini, tak ada kepastian soal tindaklanjut dan menyebabkan sampah menggunung.
"Bukan saya sediakan lahan. Sebenarnya itu sudah bertahun-tahun, tapi menurut saya Pemda yang enggak tanggap. Pemda harusnya terima kasih sama saya, ada tempat pembuangan di situ," ucap Danil.
Baca juga: 10 Negara Penghasil Sampah Terbesar di Dunia
TPS liar itu diketahui berada kurang lebih 20 meter dari permukiman warga dan hanya dipisahkan oleh aspal jalan.
Di lokasi pembuangan sampah liar itu, sejumlah pemulung keluar masuk untuk menurunkan sampah. Sampah-sampah yang sebelumnya mereka kumpulkan, langsung dibuang di sana.
Belasan bedeng milik pemulung juga tampak berdiri di sekitar TPS liar. Bedeng itu mereka gunakan untuk istirahat para pemulung seusai bekerja.
Baca juga: Penampakan Kontrakan di Bekasi yang Diduga Markas Penjualan Ginjal: Sampah dan Alat Makan Berserakan
Sementara di luar area gunung sampah itu, terlihat ada gerobak-gerobak sampah milik para pemulung.
Sesekali pemulung-pemulung itu datang dari luar dan langsung menurunkan sampah yang mereka sudah angkut.
Sampah-sampah yang mereka bawa itu juga sesekali terjatuh dan tercecer di jalan. Kondisi ini membuat lingkungan di sana tampak kumuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.