DEPOK, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil alias Emil buka suara atas polemik sampah yang tidak kunjung usai di Kota Depok, Jawa Barat.
Menurut Emil, solusi atas persoalan tersebut adalah dengan mengirimkan sampah di Kota Depok ke Tempat Pemrosesan dan Pembuangan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut-Nambo di Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat.
"(Persoalan sampah) Depok itu, solusinya di (TPPAS) Lulut-Nambo," ungkapnya usai peletakan batu pertama di kawasan Bojongsari, Kota Depok, Selasa (20/6/2023).
Politisi Golkar itu berujar, jajarannya akan membahas lebih lanjut soal pengiriman sampah di Kota Depok ke TPPAS Lulut-Nambo.
Baca juga: Gunungan Sampah di TPS Pasar Kemiri Muka Mulai Diangkut, Pedagang Ucapkan Terima Kasih
Di satu sisi, kata Emil, seluruh sampah yang berada di Kota Depok bakal dikirimkan ke TPPAS Luhut-Nambo.
"(Ini) akan dibicarakan lebih mendalam sebagai temporary solusi. Nanti, ujungnya, (sampah di) Depok full 100 persen ke (TPPAS) Lulut-Nambo untuk dijadikan proyek ramah lingkungan," urai dia.
Untuk diketahui, persoalan sampah di Kota Depok belakangan ini santer lantaran ada penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) TPA Cipayung, Ardan Kurniawan mengatakan, idealnya daya tampung TPA yakni 1,3 juta kubik. Namun saat ini volume sampah sudah mencapai 2,5 juta kubik.
Baca juga: Keluh Warga di Pondok Ranji, Bertahun-tahun Hidup Dekat Tempat Pembuangan Sampah Ilegal
"Ketinggian rata-rata 23 meter," kata Ardan, kepada wartawan, Senin (23/5/2022).
Ardan menambahkan, saat ini sampah yang ditampung di TPA Cipayung mengalami penambahan hingga 100 ton setiap hari.
"Sampah Kota Depok yang masuk TPA Cipayung itu sudah sekitar 1.100 ton per hari, sebelumnya 1.000 ton," imbuhnya.
Selain itu, penumpukan sampah di Kota Depok juga terjadi di tempat yang tidak seharusnya, yakni di Pasar Kemiri Muka.
Berdasarkan pengamatan Kompas.com pada Senin (29/5/2023), ketinggian tumpukan sampah sekitar 5 meter.
Tinggi tumpukan sampah itu bahkan nyaris sejajar dengan atap kios para pedagang Pasar Kemiri Muka.
Sampah-sampah itu didominasi sampah sayuran, buah-buahan, keranjang, karung, dan sampah rumah tangga.
Parahnya, kondisi sampah sudah membusuk. Hal itu ditandai dengan beberapa sampah yang sudah menghitam dan mengeluarkan air.
Belatung mengerubungi tumpukan sampah-sampah yang menggunung itu.
Kondisi itu tentunya menimbulkan aroma tak sedap yang mengganggu para pedagang maupun pembeli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.