JAKARTA, KOMPAS.com - Satria (26) mengungkapkan beragam masalah di Jakarta yang menurut dia harus diprioritaskan oleh Pemprov DKI Jakarta untuk lekas diselesaikan.
Warga yang lahir dan besar di Cakung, Jakarta Timur, ini mengatakan, salah satunya adalah pelatihan dan penyerapan sumber daya manusia (SDM).
"Untuk lapangan pekerjaan mungkin bisa lebih diperbanyak, SDM lebih dimanfaatkan," tutur Satria di RPTRA Komarudin, Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (27/6/2023).
Baca juga: Suka Duka Sarno Gantungkan Hidup dari Berjualan Somay di Jakarta, dari Bujangan hingga Punya Cucu
Jakarta baru berulang tahun yang ke-496 pada 22 Juni 2023. Seiring waktu, Ibu Kota berkembang dengan pesat.
Banyak orang mengadu nasib di Jakarta dengan harapan dapat membahagiakan keluarganya, terutama bagi para perantau.
Namun, tidak jarang ada masyarakat yang kurang beruntung. Mereka justru tidak mendapat pekerjaan karena kemampuan yang dimiliki belum sesuai.
Untuk itu, Satria berharap Pemprov DKI Jakarta memperbanyak kelas pelatihan keterampilan.
"Menurut saya, yang paling gampang sih pelatihan mengemudi secara gratis. Setidaknya, kalau punya SIM A. Tapi lebih baik kalau bisa di-upgrade ke SIM B1," ucap Satria.
Untuk Satria, jika boleh memilih, ia ingin mengikuti kelas pelatihan coding.
Ia sudah lama tertarik dengan coding, tetapi terhambat bujet dan waktu.
Baca juga: Kala PKL Soroti Masalah Sampah di Jakarta yang Harus Segera Diatasi...
Permasalahan lain yang harus diprioritaskan untuk diselesaikan oleh Pemprov DKI Jakarta adalah kemacetan dan polusi.
Dua masalah ini saling berkesinambungan dan memiliki solusi yang sama, yakni transportasi publik yang masih harus dibenahi.
Saat ini, transportasi publik di Jakarta memang sudah lebih nyaman. Sebagai contoh, tidak ada lagi orang naik di atas kereta dan berjualan di dalam gerbong.
Sebagian besar transportasi publik pun cenderung sudah lebih ramah lingkungan daripada ketika Satria masih kecil.
"Dulu waktu saya kecil, transportasi umum kayak (bus) kopaja gitu ngeluarin banyak asap hitam. Sekarang enggak kayak dulu (mengganggu)," kata Satria.
Baca juga: Manis Pahit Perjuangan Hidup Melinus dan Heri Puluhan Tahun Jadi Sopir Angkot di Jakarta