Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manis Pahit Perjuangan Hidup Melinus dan Heri Puluhan Tahun Jadi Sopir Angkot di Jakarta

Kompas.com - 28/06/2023, 17:51 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Melinus (49) dan Heri (36) adalah dua dari sekian banyaknya kepala rumah tangga yang menggantungkan hidup sebagai sopir angkutan kota (angkot) di Jakarta.

Melinus adalah pendatang dari Pulau Sumatera yang memang bercita-cita sebagai sopir di Ibu Kota.

Sedangkan Heri merupakan warga Betawi asli Jakarta yang sejak SMA ingin menjadi pengemudi transportasi roda empat ini.

Baik Melinus dan Heri, keduanya sama-sama memulai perjalanan mereka sebagai kernet terlebih dahulu saat awal berkecimpung di per-angkot-an.

Heri menceritakan alasannya ingin menjadi sopir karena menurutnya pekerjaan ini banyak dibutuhkan. Dulu, walau belum lulus SMA, Heri langsung belajar otodidak cara mengemudikan mobil.

Baca juga: Kekesalan Pejalan Kaki Bertarung dengan Pengendara Motor di Trotoar Jakarta, Akhirnya Mengalah...

"Saya belajar setelah SMA saya nggak lulus. Awalnya ngekernet. Saya otodidak bawa mobil tanpa belajar, itu pertengahan 2007," ujar dia saat ditemui Kompas.com di Terminal Pasar Minggu, Selasa (27/6/2023).

Sebelum menjadi pengemudi Mikrotrans saat ini, Heri sempat bekerja sebagai sopir metromini, angkot S15, hingga sopir perusahaan logistik.

Lain cerita dengan Melinus, yang berangkat seorang diri dari Nias tahun 1997 untuk mengadu nasib di kota ini sebagai sopir.

"Karena kita lihat orang-orang yang duluan kerja di metromini dan kondektur ini banyak duitnya. Gajinya lebih banyak dari pada orang-orang kayak misalnya guru, pegawai negeri, yang kantoran, jauh lebih banyak," kata Melinus dalam kesempatan serupa.

Masa-masa awal merantau di Ibu Kota pun tidak mudah bagi Melinus yang saat itu berusia 23 tahun tanpa ijazah SMA.

Baca juga: Bertahan di Tengah Kerasnya Jakarta, Bahri Pernah Jadi Kuli Panggul, Pencuci Piring, Kini PJLP DKI...

Ia bahkan pernah merasakan pahitnya terluntang-lantung tidur di jalanan dan tak makan.

"Tapi saya tidak mau nakal, tetap saya berjuang bagaimana di Jakarta agar hidup saya lebih baik. Akhirnya saya bergaul (berteman) dan ada yang ajak kerja 'ayo ikut saya ada usaha ini'," tutur dia.

Keduanya kini telah bekerja sebagai sopir Mikrotrans Transjakarta. Mereka bercerita, selama menjadi sopir Mikrotrans, pengemudi harus memberi pelayanan terbaik kepada penumpang, meski setiap hari harus berjibaku dengan berbagai macam karakter.

Menghadapi penumpang galak atau yang tak mau mengalah, sudah menjadi "santapan" sehari-hari.

"Penumpang disuruh ngetap (kartu) aja kadang enggak mau. Kita udah penuh aja mereka tetap maksa mau naik. Padahal kan Jaklingko (Mikrotrans) enggak cuma satu unit aja, masih ada mobil berikut di belakang. Kita kasih tahu, lebih galakan dia," ujar Heri sambil tersenyum kecil.

Baca juga: HUT Ke-496 Jakarta, Pedagang Kaki Lima Harapkan Ibu Kota Tanpa Premanisme

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com